Beda Sanksi Demiral dan Bellingham, Ini yang Dilakukan PSSI-nya Turki
DUSSELDORF-KEMPALAN: Selebrasinya sama-sama bisa memancing kontroversi. Tapi hukuman yang didapat gelandang timnas Inggris Jude Bellingham dan bek tengah Turki Merih Demiral berbeda 180 derajat.
Sanksi didapat Demiral setelah gestur selebrasinya saat merayakan golnya ke gawang Austria dalam 16 Besar (3/7). Jarinya membentuk simbol kepala serigala, mirip simbol organisasi sayap kanan Turki Grey Wolves (Wolfgruss) yang tumbuh di Jerman.
Jumat malam WIB (5/7), UEFA pun menjatuhkan sanksi larangan bermain dua laga ke Demiral. Termasuk laga perempat final lawan Belanda, Minggu dini hari WIB (7/7). ’’Kami masih ada waktu sampai besok pagi (Sabtu pagi waktu setempat) membanding keputusan itu,’’ ungkap Federasi Sepak Bola Turki (TFF) dalam pernyataan resminya.
BACA JUGA: Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ini Bukti Turki Layak Disebut Kuda Hitam
Sanksi tegas kepada Demiral itu tidak berlaku bagi Bellingham. Sama seperti Demiral, Bellingham pun merayakan golnya ketika injury time melawan Slovakia (30/6). Bellingham tertangkap kamera melakukan selebrasi cabul di depan bench Slovakia.
Bintang muda Real Madrid tersebut seolah-olah memegang kemaluannya saat selebrasi itu. Sempat dibantah, UEFA pun melakukan investigasi terhadap kejadian itu. Tapi UEFA tidak menjatuhkan sanksi larangan bermain kepada Bellingham seperti yang dijatuhkan kepada Demiral dalam Euro 2024.
Bellingham dijatuhi sanksi larangan bermain satu laga plus denda senilai 30 ribu Euro (Rp 528,7 juta). Beda dengan kasus Demiral, sanksi Bellingham belum berlaku saat ini. Melainkan masih diberi masa percobaan selama setahun.
Sehingga, dia masih bisa membela The Three Lions, julukan timnas Inggris, kontra Swiss dalam perempat final di Dusseldorf, Sabtu malam WIB (6/7). Dilansir laman BBC Sport, Bellingham dalam pembelaannya kepada UEFA di saat itu sedang guyon dengan rekan setimnya. ’’Aku juga bukan tidak menghormati para pemain lawan,’’ sebut Bellingham.
Karena itulah TFF disebut bukan hanya membanding keputusan UEFA tersebut. Namun, laporan laman Fanatik menyebut, TFF berencana membawa kasus tersebut ke Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).
’’Keputusan ini sudah menimbulkan kekecewaan mendalam bagi seluruh warga Turki di dalam ataupun di luar negeri. Ini makin memperkuat kecenderungan berprasngka yang buruk ke orang asing di beberapa negara Eropa,’’ keluh Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya. (YMP)