Pemkot Surabaya Wacanakan Kompetisi “Balapan Sangar” Masuk Agenda HJKS
SURABAYA-KEMPALAN: Kompetisi Balapan Sangar yang diinisiasi Paguyuban Cak dan Ning, berencana dimasukkan ke dalam rangkaian agenda perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). Dengan demikian, kompetisi yang bertujuan mengenalkan potensi wisata di Kota Pahlawan ini akan digelar setiap tahun.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Ikhsan saat mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka kompetisi Balapan Sangar Vol. 3 di Balai Pemuda Alun-Alun Surabaya, Sabtu (4/3).
“Kami Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyambut baik hal ini. Mudah-mudahan ini kalau panitia bisa dibikin rutin setiap tahun, kita kaitkan dengan kegiatan ulang tahun Kota Surabaya bulan Mei. Tahun depan kita rundingkan bersama antara paguyuban dengan Pemkot Surabaya,” kata Ikhsan dalam sambutannya.
Dalam kesempatan itu, Ikhsan juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kompetisi Balapan Sangar yang dilaksanakan Paguyuban Cak dan Ning. Pihaknya berharap, kompetisi yang ketiga kalinya digelar ini ke depan dapat diikuti lebih banyak peserta.
“Hari ini katanya ada 30 kelompok (peserta). Tapi harapan kita tahun depan bisa lebih banyak lagi (pesertanya),” jelas mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya ini.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Balapan Sangar Vol. 3, sekaligus Cak Tahun 2014, Ali Ridho menyampaikan, pihaknya menyambut baik wacana Pemkot Surabaya menjadikan kompetisi Balapan Sangar masuk ke dalam rangkaian agenda HJKS.
“Kami sangat antusias dan tertarik tentunya. Karena project kami mampu mendapat tempat dan harapannya kami memberikan dampak kepada publik. Artinya, selain ekonomi, melestarikan budaya dan sejarah, di sini juga Cak dan Ning memiliki sentuhan langsung kepada publik,” kata Cak Ridho, sapaan lekatnya.
Selain itu, Cak Ridho juga menjelaskan bahwa Balapan Sangar bertujuan untuk mengenalkan objek wisata di Surabaya dengan dikemas melalui kompetisi permainan. Tahun 2023 ini, merupakan kali ketiga Balapan Sangar digelar pasca sebelumnya diadakan pada 2015 dan 2017.
BACA JUGA: Coklit di Kediaman Wali Kota Eri, KPU Surabaya Disambut Hangat
“Kita sudah menyelenggarakan ketiga kalinya. Pertama 2015, 2017, dan ketiga tahun 2023. Yang menjadi beda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini konsepnya lebih besar, sebelumnya hanya lomba saja dan tahun ini ada bazar UMKM buka di sini,” katanya.
Sedangkan konsep tema yang diambil pada tahun 2023 ini adalah Culdesac: Adapt and Survive. Dimana Culdesac itu berasal dari Bahasa Prancis yang artinya adalah jalan buntu. Filosofi itu yang kemudian ingin ditonjolkan bagaimana dalam situasi penuh keterbatasan peserta harus tetap adaptif dan survive.
“Dalam kompetisi ini teman-teman (peserta) penuh keterbatasan. Dimana peserta harus pindah lokasi dengan transportasi umum dengan uang saku terbatas, mereka harus bisa menyelesaikan tiap pos dan pos lainnya,” terang dia.
Lebih rinci, Cak Rindho lantas menjelaskan mengenai kompetisi Balapan Sangar. Dimana dalam setiap posnya, para peserta harus menyelesaikan permainan untuk bisa melanjutkan ke etape selanjutnya.
“Konsepnya adu tangkas di pos-pos gamesnya itu bersambungan. Para peserta mesti menebak (menjawab) sebuah pertanyaan yang jika berhasil akan dapat clue (petunjuk) untuk geser ke pos selanjutnya,” paparnya.
Pada tahun 2023 ini, ia menyebut, pos Balapan Sangar banyak tersebar di wilayah Surabaya Utara. Dengan dimulai start dan finish di Balai Pemuda, Balai Kota, kawasan Ampel, Kya-kya, Kantor Pos Kebon Rojo dan Kampung Ketandan. Uniknya, setiap peserta hanya diperbolehkan bergeser ke pos selanjutnya dengan menggunakan transportasi umum atau jalan kaki.
“Tidak ada batasan waktu, tapi pukul 15.00 WIB selesai tidak selesai kita jemput. Mereka game dulu di sini pertama (Balai Pemuda) baru dapat clue pos berikutnya ke mana, karena tidak mesti urut (posnya),” ungkap dia.
Ia menambahkan bahwa pada tahun 2023 ini, Balapan Sangar diikuti sebanyak 30 kelompok. Dimana setiap kelompoknya ini terdiri dari 3 orang peserta. Puluhan peserta ini akan memperebutkan hadiah mulai dari uang tunai, voucher hingga sepeda.
“Ada 30 kelompok, isi 3 orang masing-masing. Jadi totalnya ada 90 peserta. Harapannya ke depan, mereka mengenalkan objek wisata, nantinya ketika ada tamu berkunjung ke Surabaya, teman-teman bisa ajak ke sana,” pungkasnya. (Dwi Arifin)