Terima Kasih The Boring One
LIVERPOOL-KEMPALAN: Sean Dyche tidak comeback ke Liga Primer Inggris hanya untuk duduk di kursi pelatih pengganti di Everton musim ini. Dyche “pulang” ke Liga Primer Inggris untuk jadi pengubah tensi kompetisi.
Itu setelah Dyche sukses mengubah peta persaingan yang semula diprediksi bisa sulit memburu perolehan poin Arsenal di puncak klasemen Liga Primer Inggris. Faktanya, lewat taktikal Dyche-lah rentetan hasil tidak terkalahkan Arsenal terhenti.
BACA JUGA: <strong>Kalahkan United, Arsenal Belum Terganjal</strong>
Di Goodison Park, Liverpool, rumah baru Dyche bersama Everton, Sabtu malam (4/1) tren tidak terkalahkan Arsenal dalam 13 pertandingan Liga Primer Inggris beruntun pun akhirnya terhenti. James Tarkowski yang sukses menyudahi tren tersebut lewat golnya pada menit ke-60.
Dengan kekalahan ini, selisih poin Arsenal dengan rival terdekatnya Manchester City bisa lebih rapat. Dari yang semula lima angka, bisa menciut jadi dua angka. Apalagi apabila City menang di kandang Tottenham Hotspur, Minggu malam WIB (5/2).
Bedanya, The Gunners (julukan Arsenal) masih mempunyai satu simpanan laga lebih banyak di Liga Primer Inggris dibandingkan dengan rival-rivalnya seperti City ataupun Manchester United di posisi ketiga.
Selain itu, bagi Arteta, kekalahan ini pun memperpanjang kesulitannya ketika menghadapi sang The Boring One (julukan Dyche). Termasuk kekalahan itu, Arteta sudah empat kali tidak mampu memenangi laga dengan dua seri dan dua kali kalah.
BACA JUGA: Arsenal Melesat di Awal Tahun, Saka: Berkat Manchester City
Bedanya, tiga laga sebelumnya Arteta menghadapi salah satu pelatih Englishmen terbaik di Liga Primer Inggris tersebut saat di Burnley FC. ’’Bukan karena saya, tapi karena upaya para pemain itu sendiri,’’ sebut Dyche merendah saat diwawancarai.
Dikutip dari laman Liverpool Echo, Dyche menyebut pemainnya sungguh-sungguh menerapkan gaya main ala dia yang tidak menekankan penguasaan bola banyak dan pragmatis. ’’Komitmen yang besar bisa mendatangkan kemenangan, dan itu meningkatkan kepercayaan diri pemain di tim kami,’’ puji Dyche. Setidaknya Dyche mampu membuktikan julukannya sebagai The Boring One. Si boring yang bisa mengubah peta persaingan saat mulai membosankan kembali jadi seru. Terima kasih Big Sean. (Yunita Mega Pratiwi)


