Anies Kok Ditawar-tawar

waktu baca 2 menit
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.

KEMPALAN: Tentu harga Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, tak terbilang. Itu jika dinilai dengan integritas yang dipunya–cukup satu aspek saja dimunculkan–belum aspek lainnya, yang semuanya punya nilai di atas rata-rata.

Jadi menawar Anies, itu pastilah tak terbeli. Penghalangnya adalah integritas yang dipunya, yang tidak bisa ditawar-tawar oleh kepentingan sempit. Itu yang mestinya difahami, tentang nilai seorang Anies Baswedan.

Maka, tawaran Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Partai NasDem yang mengatakan, bahwa NasDem tak akan mengusung Anies Baswedan jika tak melanjutkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi). Itu seolah Ahmad Ali “menawar” Anies, jika mau diusung NasDem ada syarat yang mesti dipenuhi. Itu tadi, melanjutkan program Jokowi.

BACA JUGA: Turun Gunung

Ahmad Ali dari NasDem memang sedang “menawar” Anies, dan itu hal biasa. Wajar jika lalu muncul syarat-syarat yang mesti dipenuhi, semacam kontrak politik diam-diam–tentu itu satu hal untuk melihat bahwa NasDem masih dalam barisan koalisi bersama Jokowi. Maka kesantunan sikap mesti dijunjung.

NasDem lewat Ahmad Ali memang sedang memainkan politik santun, dan itu perlu dinyatakan agar tidak jadi spekulasi liar atas pilihan mengusung Anies Baswedan sebagai capresnya bersama partai koalisi lainnya.

Melihat “tawaran” Ahmad Ali, itu justru memperlihatkan sikap NasDem yang serius dalam mengusung Anies Baswedan. Ahmad Ali hanya “menawar” Anies Baswedan, tidak nama lain disebutkan, baik Ganjar Pranowo maupun Andika Perkasa–tiga nama dengan suara terbanyak yang dipilih dalam Rapimnas NasDem.

BACA JUGA: Tarian Paloh

Karenanya, “tawaran” Ahmad Ali (NasDem) itu bisa diterima–bisa disebut bagian dari basa-basi politik–yang memang mesti disampaikan. Dan, itu memang sewajarnya. NasDem memang mesti bicara demikian. Pastilah tanpa “ditawar” Anies pun tahu, dan bisa diandalkan mampu memegang komitmen apa yang mesti dikerjakan.

Syarat diusung menjadi capres dari NasDem, sudah disampaikan. Tentu itu bukan persoalan yang mesti jadi bahan perdebatan tidak selayaknya. NasDem lewat Ahmad Ali sudah memberikan “tawaran”, dan partai pengusung lainnya pun menjadi wajar jika nantinya ikut memberi “tawaran” pula pada Anies.

“Tawar-menawar” itu hal biasa yang dilakukan dalam dunia politik, dan Anies pastilah juga punya nilai tawarannya sendiri. Nilainya adalah integritas yang dipunya. Mustahil Anies menggadaikan integritas yang dijunjungnya tinggi-tinggi. Soal-soal ini sepertinya Anies keukeuh tidak bisa “ditawar” sekenanya… Wallahu a’lam. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *