Antologi Puisi Warumas: Dari Malsalis hingga Kucinta Negeri Kutulis Puisi

waktu baca 5 menit
Komunitas ''Warumas'' saat launching antologi puisi ''Kucinta Negeri, Kutulis Puisi''

KEMPALAN: BERITA soal terbitan buku Kucinta Negeri Kutulis Puisi beserta peluncuran bukunya memang gegap gempita. Banyak media on-line memberitakannya secara hampir bersamaan, baik sebelum dan sesudah acaranya digelar. Jangan salah, soalnya mereka semua adalah mantan dan masih wartawan di berbagai media-massa baik cetak maupun on-line.

Seperti media Kempalan.com (22/9/2022) beritakan peluncuran itu yang antara lain dikatakan bahwa acara itu, mengulang sukses acara sebelumnya softlaunching di Surabaya Suites Hotel. Kali ini launching buku antologi puisi “Kucinta Negeri, Kutulis Puisi” diadakan di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Jl Menur Pumpungan Surabaya, Selasa (20/9/2022) berlangsung meriah. Buku Antologi Puisi tersebut karya 12 wartawan yang tergabung dalam komunitas Warumas (Wartawan usia Emas).

Sambutan pihak Perpusip Jatim oleh Dwiko Yudhi Widodo, SH, M.AP, mewakili Kepala Dinas Perpustakaan & Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Ir. Tiati S.Suwardi, M.Si yang berhalangan hadir, menyatakan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi kepada para wartawan usia emas yang masih semangat berkarya di usia yang tak lagi muda. Semangat komunitas Warumas ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda.

BACA JUGA:  Launching ”Kucinta Negeri, Kutulis Puisi”, Komunitas Warumas Bisa Menjadi Inspirasi Anak Muda

Selanjutnya Dwiko memberi kesempatan luas kepada komunitas Warumas untuk terus berkarya. “Silakan menggunakan kantor kami untuk rapat, acara bedah buku dan sebagainya. Kita akan memfasilitasi sepenuhnya,” kata Sekretaris Dinas Perpustakaan tersebut sambil menunjuk studio podcast yang juga bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Menurut Ketua Warumas, Kris Maryono, buku antologi puisi karya wartawan usia emas ini merupakan penerbitan yang kedua. Buku ini merupakan persembahan komunitas wartawan usia emas (usia 50 tahun ke atas) menyambut 77 tahun Indonesia Merdeka. Sedangkan para penulis yang terangkum dalam buku setebal 127 halaman tersebut antara lain: Amang Mawardi (Surabaya), Aming Aminoedhin (Mojokerto), Arieyoko (Bojonegoro), Achmad Pramudito (Sidoarjo), Nur Khasanah Yuliastiani (Surabaya), Imung Mulyanto (Sidoarjo), H. Karyanto (Sidoarjo), Kris Maryono (Sidoarjo), Rokim Dakas (Nganjuk), Sasetya Wilutama (Surabaya), Toto Sonata (Surabaya), dan Widodo Basuki (Sidoarjo).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *