Sudah Tersebar di Indonesia, Begini Gejala dan Cara Penularan Cacar Monyet

waktu baca 2 menit
Ilustrasi virus cacar monyet (stefamerpik/freepik)

JAKARTA-KEMPALAN: Cacar monyet sudah terdeteksi dan kasus pertamanya di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022). Salah satu gejala yang dapat dialami penderita cacar monyet adalah lesi di kuat akibat infeksi atau ruam.

Namun, selain ruam yang terjadi pada kulit gejala cacar monyet menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang dikutip dari Suara adalah sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Sarah Waldman, Pakar Penyakit Menular di University of California Davis Medical Center, mengatakan bahwa infeksi pada cacar monyet lebih cepat dari yang disadari oleh orang yang terinfeksi.

Masa inkubasi virus cacar monyet lebih lama dibanding flu atau varian Omicron COVID-19. Jika flu atau Omicron hanya membutuhkan masa inkubasi selama dua sampai tiga hari, virus cacar monyet lebih lama dari waktu tersebut.

Masa inkubasi cacar monyet menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terjadi selama 6 hingga 13 hari bahkan mencapai 21 hari. Namun, data menunjukkan bahwa masa ingkubasi tersebut dapat lebih pendek.

“Selama periode inkubasi ini, seseorang yang terkena cacar monyet tidak akan tahu mereka sakit,” kata Waldman.

Pada awalnya, sebanyak 60 persen mayoritas pasien akan mengalami gejala seperti flu atau pilek. Sedangkan, pada beberapa kasus pasien mengalami gejala sedikit kehilangan rasa napsu makan, merasa tidak enak badan, atau pasien mengalami nyeri.

Schaffner mengatakan bahwa walaupun satu orang dadn lainnya mengalami cacar monyet secara berbeda-beda, dalam beberapa hari gejala flu akan hilang. Setelahnya, akan muncul ruam atau lesi di kulit mereka.

Namun, menurut CDC, beberapa orang mungkin akan mengalami ruam atau lesi terlebih dahulu lalu diikuti dengan gejala lain. Sementara itu, yang lainnya mungkin hanya mengalami ruam.

Sebelumnya, virus penyebab cacar monyet adalah monkeypox. Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, pasien pertama yang terpapar adalah seorang laki-laki yang berusia 27 tahun di DKI Jakarta.

“Dengan gejala tanggal 14 (Agustus) itu ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar,” ucap Syahril pada (20/8/2022).

Namun, Syahrul mengatakan bahwa kondisi pasien dalam keadaan baik dan tidak mengalami gejala atau sakit berat. (Arlita Azzahra Addin)

Editor: Reza Maulana Hikam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *