Kanselir Jerman Tersandung Skandal Penggelapan Pajak, Tolak Tuduhan tersebut
BERLIN-KEMPALAN: Kanselir Jerman yaitu Olaf Scholz—yang baru saja menjabat kurang dari setahun telah menolak adanya tuduhan bahwa dirinya melakukan penggelapan pajak sebesar miliaran Euro.
Kanselir Jerman yaitu Olaf Scholz tersandung dalam skandal besar bernama Cum-Ex yang ada pada tahun 2016.
Intinya, Cum-Ex merupakan skema yang melibatkan penjualan dan pertukaran saham pada saat dividen siap untuk diberikan kepada pemegang saham.
Pada skema itu, bank dan investor dengan cepat memperdagangkan saham perusahaan sekitar hari pembayaran dividen. Dengan begitu mengaburkan kepemilikan saham serta membuat banyak pihak salah mengklaim potongan pajak atas dividen.
Skandal tersebut menyeret 100 Bank dan 1000 tersangka—yang tersebar di empat benua.
Olaf Scholz kemudian menjadi salah satu dari tersangka tersebut—dan kembali dibahas kembali pada tahun 2022 setelah Jaksa menyelidiki kasus tersebut kembali.
Ia menolak semua tuduhan baik uang fisik dan uang yang ada di rekeningnya—beserta asal-usulnya karena ia memang tidak terlibat.
“Saya memiliki harapan bahwa tuduhan ini segera berakhir. Mereka memiliki dasar dan pondasi bukti yang kurang” ucap dirinya.
Dengan adanya kasus ini, posisi Olaf Scholz sedang dalam bahaya karena koalisi pemerintahannya sedang dalam keadaan yang hampir ‘Bubar’ karena permasalahan harga energi di Jerman.
Popularitas dirinya juga sedang mengurang semenjak ekonomi Jerman melambat.
Bahkan, tingkat kepuasan warga Jerman terhadap kepemimpinannya hanya di angka 58%–dibandingkan pemimpin sebelumnya yaitu Angela Merkel yang mencapai 70%.
Partainya yaitu SPD bahkan berada dalam urutan ketiga dalam polling terbaru oposisi Konservatif.
Dengan adanya koalisi yang hampir bubar, ditambah kurangnya popularitas, ditambah terkena skandal besar Jerman, apakah Olaf Scholz mampu bertahan?
(Muhamad Nurilham)