Xi Jinping Pastikan Dukung Tindakan Putin di Ukraina
BEIJING-KEMPALAN: Presiden Tiongkok yaitu Xi Jinping memastikan kembali bahwa negaranya mendukung Rusia terkait tindakannya di Ukraina dengan alasan kedaulatan dan keamanan.
Dalam telepon yang dilakukan pada Rabu (15/6), Xi Jinping memberikan perkataan yang menenangkan Putin bahwa dirinya mendukung tindakannya di Ukraina.
Xi Jinping mengatakan bahwa tindakan Putin di Ukraina merupakan hal yang wajar karena ia berupaya untuk melindungi negaranya dari ancaman eksternal.
Bahkan hingga sejauh ini, Tiongkok tidak mengkritisi satupun permasalahan yang terjadi terkait konflik Rusia-Ukraina—namun tetap menuduh NATO dan Barat yang dianggap provokatif.
Dalam telepon tersebut juga dikatakan bahwa kedua pemimpin tersebut setuju untuk meningkatkan perdagangan bilateralnya untuk menghadapi sanksi dari Barat.
“Disetujui perluasan kerja sama di bidang energi, finansial, industrial, transportasi dan lainnya—yang dilakukan untuk menghadapi situasi ekonomi global yang menjadi rumit karena banyaknya sanksi sepihak dari Barat” isi pernyataan dari Kremlin.
Barat telah memberikan banyak sanksi kepada Rusia karena tindakannya di Ukraina—dan disebutkan bahwa Rusia sedang mencari pasar baru serta pemasok baru untuk dapat menggantikan perusahaan-perusahaan serta rantai pasok yang terganggu.
Uni Eropa dan AS juga sudah memperingatkan kepada tiap negara untuk menghindari kerja sama dengan Rusia—yang jika dilakukan, maka hubungan antara AS dan Uni Eropa akan terganggu.
Kemudian juga Tiongkok memang ingin terlihat netral—namun di sisi lain juga ia tidak mau hubungannya rusak dengan Rusia.
Menanggapi adanya hal tersebut, AS merasa khawatir terkait tindakan Tiongkok yang melegitimasi tindakan Rusia di Ukraina.
AS khawatir dan memberikan peringatan ke Tiongkok bahwa ‘Bersekutu’ dengan Putin dapat menjadi kesalahan besar.
“Tiongkok selalu klaim untuk berupaya netral—namun tindakannya pada saat ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kedekatan dengan Rusia” ucap Juru Bicara Menlu AS.
Beberapa hari sebelum Rusia melancarkan operasinya di Ukraina, Putin dan Xi Jinping juga sempat bertemu di Beijing untuk menandatangani perjanjian bilateral yang dianggap ‘Tidak memiliki batas’.
Namun disebutkan bahwa Tiongkok tidak tahu menahu mengenai rencana Rusia di Ukraina.
Di perjanjian tersebut juga muncul kesepakatan untuk melakukan oposisi terhadap tindakan ekspansi NATO serta pengakuan Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok.
(Aljazeera, Muhamad Nurilham)
