Fadjroel Rachman, Loyalis Jokowi Pertama yang Berseru “Dua Periode Harga Mati”
CATATAN: Ilham Bintang
KEMPALAN: Setelah didesak pelbagai pihak, terutama aksi unjuk rasa yang hingga kini digelar mahasiswa di seluruh Indonesia, Presiden Jokowi akhirnya angkat bicara (lagi). Dalam rapat paripurna Selasa (5/4), ayah Gibran dan Kaesang itu menegur para menterinya agar menghentikan berbicara penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Di luar dugaan banyak pihak, Fadjroel Rachman, Dubes RI di Kazakhstan yang dikenal sebagai loyalis Jokowi sudah lebih dulu berseru lantang ke publik “dua priode harga mati”. Fadjroel Rachman dapat dicatat sebagai loyalis pertama, sekurangnya masuk dalam “kloter” (kelompok terbang) pertama yang berseru hal berbeda dengan suara Istana. Sebelum dia, memang ada Immanuel Ebenezer yang juga menentang penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Namun, ia bernasib buruk : dicopot Menteri BUMN Erick Thoir dari kursi Komisaris Utama di anak perusahaan BUMN, bulan lalu. (Pencopotan Noel Joman, begitu ia akrab dipanggil, terkait dengan posisi menjadi saksi Munawarman dalam kasus dugaan terorisme. Belakangan, sidang pengadilan menjatuhkan vonis 3 tahun kepada Munawarman bukan karena yang bersangkutan teroris, melainkan ia tidak melaporkan kegiatan acara baiat anggota ISIS yang dia hadiri. ” Keyakinan saya terbukti Munawarman bukan teroris,” komentar Noel).
Dipenjara di Masa Orde Baru
Fadjroel Rachman sebelum ini dikenal sebagai pengamat politik. Ia juga aktivis mahasiswa tahun 1980 hingga 1998. Berdasar catatan di Wikipedia, Fadjroel Rachman lahir di Banjarmasin pada tanggal 17 Januari 1964. Ia memiliki darah campuran Banjar dan Bugis. Fadjroel merupakan Pelajar Teladan sejak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas se-Kalimantan Selatan. Setelah tamat SMA ia migran ke pulau Jawa untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Kimia.
BACA JUGA: Rezeki Anak Saleh; Menikmati Pelayanan Warga Lansia di Kantor Imigrasi
Namun, pada tahun 1989, bersama 8 orang pimpinan mahasiswa ITB, ia ditangkap dan dikeluarkan dari kampus pasca peristiwa demonstrasi menuntut penurunan presiden Soeharto ketika Mendagri Rudini mengunjungi ITB. Berkat bantuan tokoh pers terkemuka Mochtar Lubis ia direkomendasikan kembali kuliah di UI.
Fadjroel menjadi tim sukses Jokowi sejak pemilihan presiden 2014. Pada tahun 2015-2020, ia menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Setelah itu, Jokowi mengangkatnya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Komunikasi sekaligus Juru bicara Presiden pada Kabinet Indonesia Maju (2019-2024).
Kini, Fadjroel Rachman Dubes RI di Kazakhstan.