Muktamar NU ke-34 Belum Jelas, Internal PBNU Pecah?

waktu baca 3 menit
Bendera NU

JAKARTA-KEMPALAN: Jadwal Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang rencananya akan diadakan di Lampung, hingga saat ini juga masih belum jelas keterangannya. Muktamar yang sedianya akan digelar pada 23-25 Desember mendatang ini, akan ditangguhkan jadwal pelaksanaannya dikarenakan adanya PPKM Level 3 yang akan diadakan pada libur Perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Adanya situasi tersebut akhirnya memancing perbedaan pendapat yang ada di internal PBNU terkait dengan waktu pelaksanaan muktamar. Satu pihak ingin muktamar maju, di lain sisi, pihak lainnya malah ingin mendorong muktamar untuk diundur hingga akhir Januari 2022.

Miftachul Akhyar selaku Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), juga sempat memajukan waktu pelaksanaan dari diselenggarakannya muktamar NU ke-34 yang akan digelar di Lampung. Dirinya lalu memilih opsi untuk menggelar muktamar pada 17-19 Desember 2021 mendatang.

Sebanyak 27 Pengurus Wilayah NU (PWNU) juga diklaim telah mendukung muktamar untuk dipercepat pada 17 Desember.

Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau yang biasa disapa dengan Gus Ipul ini menjelaskan terkait kronologi dari Rais Aam yang memilih ingin memajukan muktamar NU. Dirinya menyebutkan bahwa Rais Aam, Katib Aam, Ketua Umum serta Sekretaris Jenderal PBNU telah menggelar rapat pada 24 November lalu.

Menurut dirinya, tidak ada keputusan dalam rapat tersebut alias deadlock. Yang akhirnya, Helmy Faishal Zaini selaku Sekretaris Jenderal PBNU meminta agar rapat tersebut ditunda dan dilanjutkan sehari kemudian.

Tetapi, ungkap Gus Ipul, kejelasan terkait kehadiran ketum serta sekjen dalam rapat 25 November tersebut tak ditemukan. Oleh sebab itu, Rais Aam kemudian memutuskan untuk menerbitkan surat perintah.

“Ketidakhadiran Ketua Panitia, Ketua Umum dan Sekjen di hari kedua rapat, menjadi petunjuk bahwa di sini terlihat tak ada komitmen menjalankan hasil rapat,” ucap Gus Ipul.

Sedangkan, Imam Aziz selaku Ketua Panitia Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama mengaku akan mendukung usulan dari sembilan kiai sepuh agar gelaran muktamar dapat ditunda hingga akhir 2022.

Pihaknya menilai bahwa keputusan untuk menunda pelaksanaan muktamar tersebut juga terkait dengan persiapan yang akan dilakukan. Menurut dirinya, waktu untuk menggelar acara tersebut terlalu mepet jika muktamar digelar sebelum 23-25 Desember 2021.

“Kita akan lebih senang kalau diundur. Dari sisi persiapan juga memang mepet ya,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (26/11).

Hal ini berujung dengan timbulnya pertanyaan, melihat saat ini juga terdapat dua belah kubu dalam PBNU sendiri yang masih sibuk terkait penentuan jadwal pelaksaan muktamar tersebut.

Melihat adanya kebuntuan tersebut, Said Aqil Siradj selaku Ketua Umum PBNU akhirnya akan mengadakan rapat bersama jajarannya untuk menentukan jadwal pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Lampung pada, Selasa (7/12) esok.

“Rapat Harian Syuriyah & Harian Tanfidziyah ini diusulkan diselenggarakan pada Hari Selasa, 7 Desember 2021 di Gedung PBNU, dengan penerapan protokol kesehatan,” tutur Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dalam keterangan resmi, Jumat (3/11). (cnn/Akbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *