Tim UBAYA Bina Desa Bejijong Menjadi Desa Pariwisata
SURABAYA –KEMPALAN: Tim Program Pengembangan Desa Mitra Universitas Surabaya (PPDM UBAYA) mendampingi Desa Bejijong menjadi desa pariwisata. Berkat pelatihan hingga pendampingan yang diberikan, desa binaan UBAYA masuk 50 besar desa wisata terbaik se-Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Desa Wisata Kampung Majapahit yang berlokasi di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini terkenal dengan peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit dan potensi wisata yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Beberapa waktu silam, desa binaan tim PPDM UBAYA tersebut berkesempatan mendapat kunjungan secara langsung dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Tahun ini merupakan tahun ketiga tim PPDM UBAYA dalam mendampingi dan membantu membangkitkan potensi wisata Desa Bejijong. Selama tiga tahun ini, tim PPDM UBAYA telah memberikan beragam pelatihan, aktivitas serta pemberdayaan warga sekitar melalui kuliner khas Kampung Majapahit, tour guide, batik, handycraft hingga homestay. Tim PPDM Ubaya Desa Bejijong terdiri dari Veny Megawati, S.T., M.M., Hari Hananto, S.E., M.Ak., Njoto Benarkah, S.T., M.Sc., dan Ninik Juniati, S.Pd., M.Pd.
“Ini adalah tahun ketiga, jadi kami ingin membantu mewujudkan Desa Bejijong menjadi desa pariwisata. Mitra kami yaitu Desa Wisata Kampung Majapahit mengikuti Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Setelah melalui penilaian dan beragam seleksi akhirnya terpilih masuk menjadi 50 besar desa wisata terbaik se-Indonesia,” terang Ketua tim PPDM UBAYA, Venny Megawati, Selasa (30/11/2021).
Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UBAYA ini menyampaikan jika ada beberapa faktor atau penilaian yang menyebabkan Kampung Majapahit masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik menurut ADWI 2021. Venny Megawati menyatakan keunggulan desa wisata tersebut ada pada masyarakat yang multikultur, kearifan lokal dan aktivitas ekonomi kreatif oleh warga sekitar. Di samping itu, desa wisata ini terkenal dengan peninggalan Kerajaan Majapahit dan kebudayaannya yang masih kental serta mengakar di masyarakat.
Desa Bejijong juga memiliki bangunan rumah Majapahit terbanyak yaitu lebih dari 200 rumah. Keunggulan yang lain adalah adanya lokasi wisata yang ikonik seperti makam Raden Wijaya, Siti Inggil, Candi Brahu, dan Patung Budha Tidur.
Venny Megawati menjelaskan bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno terkesan dengan keharmonisan budaya dan toleransi agama di Desa Wisata Kampung Majapahit.
Menurut Sandiaga Uno, mayoritas penduduk Kampung Majapahit beragama Islam. Namun, mereka dapat membuktikan mampu hidup berdampingan dan merawat obyek wisata Patung Budha Tidur.
Saat ini tim PPDM UBAYA sedang mendampingi kelompok Centini yang terdiri dari ibu-ibu Desa Bejijong dalam rangka pengembangan pusat oleh-oleh khas Kampung Majapahit. Kegiatan yang dilakukan oleh tim PPDM UBAYA adalah memberikan pelatihan serta pendampingan inovasi produk yang berbasis pada hasil lokal.
“Kami mengajarkan bagaimana memanfaatkan segala bentuk macam tanaman seperti buah atau empon-empon yang ada di Desa Bejijong. Kemudian diinovasikan sebagai produk kuliner turunan. Mereka akan belajar mulai dari ide-ide inovasi, mengikutsertakan produk dalam perlombaan hingga menunjukkan bentuk packaging yang bagus seperti apa. Harapannya produk-produk ini bisa dijadikan oleh-oleh khas Kampung Majapahit,” kata Veny Megawati.
Selama tiga tahun mendampingi Desa Bejijong, tim PPDM UBAYA melihat banyak warga semakin termotivasi dan aktif terlibat dalam membangkitkan potensi wisata di Kampung Majapahit. Venny Megawati mengungkapkan jika desa wisata Kampung Majapahit sudah kembali ramai dikunjungi wisatawan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Desa Bejijong memiliki potensi wisata yang sangat besar dengan berbagai macam keunggulan yang dimiliki. Jadi yang perlu dilakukan warga sekarang untuk menuju sustainable tourism adalah geliat pariwisata terus ditingkatkan, tetap dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan potensi wisata dan wajib dikelola dengan baik agar desa wisata tetap berkembang,” pungkasnya. (*)
Editor: Freddy Mutiara