Menuju Pembukaan Kembali Sekolah di Turki, Anak-anak akan Segera Dapatkan Vaksin Terlebih Dahulu

waktu baca 2 menit
Ilustrasi vaksinasi pada anak (CDC-Unsplash).

ANKARA-KEMPALAN: Profesor Sema Turan dari Dewan Sains mengatakan, para pejabat sedang mempertimbangkan untuk memperluas cakupan program inokulasi COVID untuk mulai memvaksinasi anak-anak berusia antara 12 dan 15 tahun sebelum sekolah dibuka kembali pada awal September 2021.

“Menurut rencana yang sedang dibahas, usia kelayakan untuk vaksin dapat diturunkan terlebih dahulu untuk mencakup mereka yang berusia 12 tahun yang juga berisiko. Nantinya, anak usia 15 tahun akan mulai divaksinasi. Kami bertujuan untuk membuka kembali sekolah pada 6 September seperti yang telah direncanakan, dan prioritas kami adalah memberikan dukungan yang diperlukan untuk memungkinkan dimulainya kembali pendidikan di kelas,” kata Turan seperti yang dikutip Kempalan dari Hurriyet Daily News.

Ia menambahkan, masalah ini dibahas di Dewan Sains Kementerian Kesehatan, dan keputusan masing-masing akan segera dibuat.

Sementara itu, Profesor Ismail Cinel, kepala dokter di Rumah Sakit Penelitian dan Pelatihan Pendik Universitas Marmara dan mantan ketua Perhimpunan Perawatan Intensif Turki, mengatakan bahwa vaksinasi terbukti efektif dalam mencegah kasus yang parah.

“Saat ini, jumlah kasus COVID-19 harian berkisar di sekitar 25.000. Dan dengan angka-angka itu, seharusnya ada lebih banyak pasien di unit perawatan intensif (ICU) daripada yang kita miliki sekarang di bangsal itu,” kata Cinel, seraya menambahkan bahwa saat ini ada antara 600 hingga 700 pasien di ICU.

Dia mencatat bahwa ketika negara itu menyaksikan puncak kedua virus corona, dengan kasus naik hingga lebih dari 33.000, jumlah pasien di ICU sekitar 6.000. Selama puncak ketiga, infeksi harian mencapai 60.000, tetapi karena orang berusia di atas 65 tahun divaksinasi pada periode ini, jumlah kasus parah adalah sekitar 3.500.

“Kami sedang melalui puncak keempat, dan perbedaan dari lonjakan kasus sebelumnya adalah bahwa kami memiliki varian Delta dari COVID-19. Namun, dibandingkan dengan puncak sebelumnya, kali ini, kami memiliki lebih sedikit rawat inap dan pasien ICU berkat vaksinasi,” tambahnya.

Namun, Cinel menekankan bahwa 95 persen pasien yang saat ini dirawat di ICU tidak divaksinasi. Dia menambahkan bahwa meskipun upaya vaksinasi belum menghasilkan kekebalan sosial, itu menguntungkan dalam mencegah lebih banyak rawat inap dan kasus yang parah. (HDN, reza hikam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *