Kedutaan Besar Kosovo di Yerusalem Tuai Kritik
PRISTINA-KEMPALAN: Kosovo mengatakan di hari Minggu (14/3) bahwa mereka secara resmi telah membuka kedutaanbesarnya di Yerusalem. Hal ini menjadikan negara yang mendeklarasikan kemerdekaan tahun 2008 itu sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim pertama yang membuka kedutaan besar di Yerusalem.
“Kementerian Luar Negeri Kosovo secara resmi mengumumkan pembukaan Kedutaan Besar Republik Kosovo di Yerusalem. Janji yang diberikan di Ruang Oval hari ini akhirnya terpenuhi,” ujar Kemenlu Kosovo dalam unggahan di akun resminya di Twitter.
Arab News memberitakan bahwa tindakan ini dilakukan Kosovo demi mendapatkan pengakuan dari Israel yang dianggap sebagai kemenangan besar bagi negara Balkan itu dalam upayanya untuk mendapatkan pengakuan global akan kemerdekaannya.
Kedutaan baru itu dibuka ketika diadakan upacara singkat yang mana bendera Kosovo diangkat di depan bangunannya di Yerusalem ujar Kementerian Luar Negeri Kosovo dalam sebuah pernyataan. Sementara Serbia masih bersikukuh untuk menolak mengakui kemerdekaan bekas provinsinya itu yang mana ia didukung oleh Rusia dan Tiongkok.
Israel telah menjadi pertahanan penting lainnya bagi Kosovo hingga bulan lalu, ketika negara itu menjalin hubungan diplomatik dengan Kosovo. Sebagai gantinya, Kosovo mengikuti jejak kontroversial mantan presiden AS Donald Trump dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi itu.
Dalam peresmian kedutaan besar ini dihadiri oleh Gabriel Askhenazi selaku Menteri Luar Negeri Israel. Namun tidak ada perwakilan Kosovo yang menghadiri pembukaan tersebut, sehingga Kementerian Luar Negeri Kosovo menginstruksikan kepada Kuasa Usaha di Israel untuk ditempatkan di gedung Kedutaan Besar Kosovo di Yerusalem yang diresmikan dengan menempatkan plakat bersama bendera Kosovo di bangunannya.
Hubungan diplomatik ini dimulai dari Perjanjian Washington pada 4 September 2020, dimana hal itu memformalkan pengakuan antara Republik Kosovo dan Israel ditambah dengan pengumuman Kementerian Luar Negeri dan Diaspora Kosovo pada 1 Februari 2021 bahwa negaranya akan membuka kedutaan besar di Yerusalem.
Melansir Daily Sabah, Wasel Abu Youssef, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan pembukaan kedutaan Kosovo di Yerusalem bertentangan dengan resolusi PBB dan bertujuan untuk “melemahkan perjuangan Palestina”.
Turki telah mengkritik Kosovo pada Februari lalu karena berjanji untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem, dengan mengatakan bahwa itu melanggar resolusi PBB dan hukum internasional. Jubir Kemenlu Turki, Hami Aksoy menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa komitmen Kosovo itu melanggar hukum internasional.
“Kami menyerukan kepada para pemimpin Kosovo untuk mendengarkan suara akal sehat dan untuk meninggalkan inisiatif yang tidak bertanggung jawab dan ilegal ini,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan pada Minggu (14/3).
Adapun Euractive menyebutkan bahwa Uni Eropa bulan lalu menyuarakan penyesalan atas keputusan Kosovo untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem, dengan mengatakan hal itu “menyimpang” negara Balkan itu dari posisi UE. (Twitter Kemenludis Kosovo/Arab News/Daily Sabah/Euractiv, Reza Maulana Hikam)
