Panglima TNI: Bombardir RT yang Masuk Zona Merah dengan Prokes Ketat

waktu baca 2 menit
"Untuk membantu sampai dengan tingkat desa melacak, terkait dengan kasus Covid-19, termasuk juga melaksanakan isolasi apabila dinyanyikan Positif Covid-19," kata Panglima TNI, didampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto, dan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, saat melakukan kunjungan di Posko PPKM Mikro.

SURABAYA-KEMPALAN: Forkopimda Jawa Timur, mendampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, melakukan kunjungan kerja. Itu dalam rangka implementasi dari tenaga tracer di kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Kamis (11/2/2021).

“Untuk membantu sampai dengan tingkat desa melacak, terkait dengan kasus Covid-19, termasuk juga melaksanakan isolasi apabila dinyanyikan Positif Covid-19,” kata Panglima TNI, didampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto, dan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, saat melakukan kunjungan di Posko PPKM Mikro.

Di Kampung Tangguh yang berbasis RT/RW ini kondisinya sudah menjadi wilayah hijau, sehingga fungsi dari tenaga tracer dari Babinsa dan Babinkamtibmas, termasuk unsur dari desa tetap melaksanakan tugas. Dan bukan hanya sebagai petugas protokol kesehatan (Prokes).

“Setiap saya lihat tadi setiap tamu yang masuk pun harus ditegur apabila tidak menggunakan masker. Tapi di sini sudah menggunakan masker jadi tidak ada yang ditegur, tinggal di awasi saja,” papar Marsekal Hadi Tjahjanto.

Selain itu, Hadi kembali menegaskan, untuk tetap mempertahankan dan menjaga zona hijau ini. Dihimbau warga untuk tetap melaksanakan prokes dengan ketat.

“Setiap saya lihat tadi setiap tamu yang masuk pun harus ditegur apabila tidak menggunakan masker. Tapi di sini sudah menggunakan masker jadi tidak ada yang ditegur, tinggal di awasi saja,” papar Marsekal Hadi Tjahjanto.

“Sesuai laporan dari Ibu Gubernur, di Jawa Timur ini yang masuk zona merah ada 210 RT, dan saya sudah perintahkan kepada Pangdam termasuk koordinasi dengan bapak kapolda untuk terus membombardir 210 RT tersebut. Kita kroyok dengan melakukan pelacakan, melakukan isolasi, kemudian kita perketat dengan melaksanakan pembatas sosial dan tentunya dari pemerintah daerah akan mengeluarkan peraturan untuk hal tersebut,” tegas Hadi.

“Saya yakin 210 RT tersebut, dengan sistem Kampung Tangguh yang berbasis RT/RW ini, bisa masuk menjadi wilayah hijau,” imbuhnya. (bam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *