Lagi, Pemain Manchester United Jadi Korban Rasisme
KEMPALAN-MANCHESTER: Naas nian nasib pemain Manchester United, Axel Tuanzebe. Ia hanya bermain lima menit dalam pertandingan lawan Everton, Minggu dinihari (7/2), kena kartu kuning, timnya kebobolan di detik terakhir hingga gagal menang, dan dia menjadi sasaran rasisme di media sosial.
Tuanzebe masuk ketika pertandingan sudah 90 menit dan memasuki injury time lima menit. Ia menggantikan Mason Greenwood untuk memperkuat pertahanan selaligus mengulur waktu. Tapi, semenit di lapangan Tuanzebe melakukan takel keras yang menghasilkan pelanggaran dan ia diganjar kartu kuning. Akibat bola mati itu MU kebobolan di detik terakhir oleh gol Dominic Calvert-Lewin yang menyamakan kedudukan menjadi 3-3. MU pun gagal menang.
Semua fans kecewa. Itu pasti. Tapi rupanya ada yang keterlaluan dengan melakukan tindakan rasisme terhadap Tuanzebe dengan mengirim emoji monyet ke akun medsos pemain berpaspor Inggris berusia 23 tahun itu.
Ini bukan kali pertama Tuanzebe jadi korban rasisme. Ketika MU kalah dari Shefield United 1-2 di Old Trafford (28/1) Tuanzebe juga menjadi korban serangan rasisme bersama-sama Anthony Martial dan Marcus Rashford. Akun medsos mereka dipenuhi kiriman emoji monyet.
Manajemen MU sangat marah oleh ulah tidak beradab ini dan mengecam keras. Otoritas sepakbola Inggris juga mengecam keras dan melakukan investigasi untuk mengungkap dan menghukum pelaku. Pemain-pemain di Liga Inggris yang berkulit hitam sering menjadi korban rasisme. Pemain senior Chelsea Antonio Rudiger juga menjadi korban serangan rasisme.
Otoritas sepakbola Inggris melakukan kampanye anti rasisme melalui program “Kick it Out” dan jargon “Say No to Racism” dipampang di setiap pertandingan. Sanksi yang diterapkan sangat keras. Striker MU asal Uruguay, Edinson Cavani, dihukum larangan bermain tiga kali gegara mengunggah posting “Gracias Negritos”.
Ungkapan itu dinilai rasis meskipun Cavani tidak bermaksud demikian. Ia hanya merespon unggahan fans yang mengucapkan selamat atas golnya. Unggahan Cavani itu artinya “terima kasih, item” dan dimaksud untuk bercanda, tapi dia tetap dijatuhi sanksi. (dad)