Bambang Haryo Usul IKN Jadi Ibukota Kedua, Ini Pertimbangannya

waktu baca 3 menit
Bambang Haryo, saat memberikan komentar kepada media Parlemen

Jakarta – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, memberikan pandangannya terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Ia menilai, rencana tersebut memiliki banyak tantangan, terutama dalam hal keamanan dan keselamatan pimpinan negara.

Menurut Bambang, penempatan IKN di wilayah yang dilalui jalur pelayaran internasional ALKI 2 dapat memicu kerawanan keamanan. Ia menyebut bahwa lokasi tersebut memudahkan potensi ancaman langsung ke pusat pemerintahan.

“Keamanan Presiden dan Wakil Presiden menjadi rentan. Jika ada ancaman dari jalur pelayaran internasional, perlindungan menjadi lebih sulit dibangun,” ujarnya, Selasa (18/2/2025).

Bambang menambahkan, Jakarta saat ini lebih aman karena terlindung oleh Kepulauan Seribu serta gugusan pulau lain seperti Sumatera, Bangka Belitung, dan Kalimantan. Wilayah tersebut tidak dilewati oleh jalur pelayaran internasional langsung.

Ia juga menyoroti faktor geografis IKN yang rawan kebakaran akibat lahan berbasis batu bara. “Hal ini bisa menjadi celah bagi pihak-pihak yang ingin mengganggu stabilitas negara,” kata Bambang.

Selain ancaman fisik, ia juga mengungkapkan risiko finansial yang mungkin timbul. Menurut Bambang, meningkatnya kerentanan keamanan otomatis akan berdampak pada membengkaknya biaya pengamanan Presiden dan Wakil Presiden.

Usulan Alternatif: Ibu Kota Kedua dan Sentra Industri

Melihat berbagai tantangan tersebut, Bambang menyarankan agar IKN lebih difokuskan menjadi ibu kota kedua sekaligus pusat industri berskala besar. Ia menilai, posisi strategis IKN yang berada di jalur internasional ALKI 2 justru lebih cocok dimanfaatkan untuk pengembangan industri dan perdagangan.

“Lokasinya strategis di tengah antara Asia Timur dan Australia. Ini dapat membuka peluang relokasi industri dari Jepang, China, Korea Selatan, dan Taiwan untuk dipasarkan ke Australia, dan sebaliknya,” ungkapnya.

Dengan pengembangan sentra industri, ongkos logistik dapat ditekan karena jarak distribusi lebih dekat dan efisien. “Hasil produksi industri akan lebih cepat sampai ke tujuan dengan biaya lebih murah,” katanya.

Bambang juga menyebut bahwa Kalimantan Timur memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi berkat kondisi alamnya yang kaya. Sungai-sungai di wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai jalur transportasi yang lebih efektif dibanding jalan raya.

Potensi Ekonomi dan Lapangan Kerja

Sentra industri di Kalimantan Timur, menurut Bambang, dapat menciptakan lapangan kerja bagi ribuan penduduk lokal. Ini sekaligus dapat mendorong pemerataan ekonomi ke wilayah timur Indonesia.

“Satu industri besar bisa menyerap ribuan pekerja. Jika dibangun 100 industri, setidaknya 100 ribu tenaga kerja terserap. Warga Kalimantan tidak perlu lagi pergi ke Jawa untuk mencari pekerjaan,” tuturnya.

Bambang juga menekankan bahwa relokasi industri ke Kalimantan Timur dapat memanfaatkan bahan baku lokal seperti batu bara, besi, dan nikel. Kondisi ini dapat mendukung efisiensi produksi dan mempercepat pengembangan wilayah tersebut sebagai pusat ekonomi baru.

Di akhir pernyataannya, Bambang berharap pemerintah dapat mengevaluasi kembali tujuan pembangunan IKN. “Dengan menjadikan IKN sebagai pusat industri, pertumbuhan ekonomi nasional dapat ditingkatkan tanpa mengorbankan keamanan negara,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *