Dalam Momen Perayaan Natal, Begini Pesan yang Ingin Disampaikan IPPAT

waktu baca 2 menit

SURABAYA-KEMPALAN: Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PP IPPAT) menggelar perayaan Natal di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jumat malam (10/1), dengan nuansa berbeda.

Di dalam perayaan tersebut, seluruh panitia pelaksana yang hadir mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu dalam perayaan Natal juga melibatkan anggota IPPAT yang non Kristen dan non Katholik, termasuk para pemain angklung yang mengisi momen perayaan Natal tersebut.

Perayaan Natal PP IPPAT yang digelar untuk kali pertama di Surabaya tersebut merupakan acara PP IPPAT dengan Pengwil Jatim IPPAT sebagai pelaksana. Ketua Panitia Pelaksana Sitaresmi Puspadewi Subianto menyebut, itu sesuai dengan tujuan dari perayaan Natal kali ini: Kebhinnekaan.

’’Kami ingin menunjukkan bahwa (IPPAT) Jatim sangat-sangat heterogen. Tetapi, dengan perbedaan-perbedaan itu, kami tetap guyub dan rukun,’’ ucap Sita (sapaan akrab Sitaresmi).

Dari 220 anggota yang hadir didominasi anggota IPPAT dari Jatim, anggota dari Pengwil IPPAT lain yang pada saat itu hadir juga dari beberapa propinsi di Indonesia. Antara lain Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan bahkan dari Papua.

“Di sini, kami tunjukkan bahwa Nusantara itu beragam. Namun semuanya tetap bersaudara,’’ sambung Sita.

Acara itu dihadiri perwakilan pejabat terkait. Seperti Plh Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono, Perwakilan Kementerian ATR-BPN Rinaldi, Perwakilan Kanwil BPN Jatim Yannis Harrison Detan dan Perwakilan dari Kantor Pertanahan Surabaya Manase Daniel Binsar.

Perayaan ini mengusung tema Natal menurut Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Waligereja Indonesia (KWI): “Marilah Sekarang Kita ke Betlehem”. Romo Adrian Adiredjo menyampaikan pesan Natal. Lalu, khutbah Natal dibawakan oleh Pdt Marojahan Sintong Sijabat.

Dalam pesan Natal-nya, Romo Adrian pun mengingatkan kepada seluruh anggota IPPAT yang hadir malam itu agar tetap dalam kesederhanaan, tidak sombong, dan tetap rendah hati. Itu yang harus diterapkan para PPAT dalam menjalankan kinerjanya.

’’Itu yang membuat kami tidak jadi orang yang sombong. Tetap rendah hati, tetap taat azas, sehingga pelayanan akan berjalan dengan baik. Dengan iman yang teguh, kita harus jujur, berintegritas, dan menjadi orang yang lebih baik,’’ harap Sita. (YMP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *