Hujan Lebat, Pemkot Surabaya Gerak Cepat Tangani Bozem Jebol dan Genangan Air

SURABAYA-KEMPALAN: Pemkot Surabaya bergerak cepat melakukan penanganan akibat cuaca ekstrim yang melanda Kota Surabaya, Selasa, (10/12) sore hingga petang. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terjun langsung memantau dan memberi arahan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membantu masyarakat terdampak.
Akibat kejadian itu, beberapa titik di Kota Pahlawan mengalami genangan dan banjir. Bahkan plengsengan bozem di wilayah Simo Hilir X, Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, jebol akibat curah hujan tinggi.
Mengenai hal tersebut, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan, curah hujan tinggi dan kontur tanah berbukit di kawasan tersebut, menjadi salah satu penyebab jebolnya bozem di Simo Hilir X.
“Curah hujan tinggi yang terjadi di seluruh kota, lalu wilayah Surabaya Barat yang punya kontur tanah berbukit seperti di Kupang Jaya dan sekitarnya mengakibatkan air turun ke arah Simo sampai ke bozem. Akhirnya, bozemnya tidak kuat menampung air dan meluber ke sisi kanan dan kiri sampai jebol tanggulnya. Sekarang sedang dilakukan penanganan darurat agar kerusakan tidak meluber,” terang Syamsul.
Syamsul menjelaskan, pihaknya telah melakukan penanganan dengan penutup bozem yang jebol dengan tumpukan karung berisi pasir (sandbag).
Hal ini dilakukan sebagai upaya darurat agar genangan atau banjir tidak semakin meluas di wilayah tersebut. “Sementara kita tangani darurat dulu agar tidak meluas atau melebar,” terangnya.
Selanjutnya, kata dia, setelah hujan mulai reda akan dilakukan perbaikan permanen pada bozem supaya lebih kuat untuk menahan air akibat curah hujan tinggi. “Kalau sudah tidak hujan kita akan perbaiki sampai pondasi paling bawahnya,” ujarnya.
Syamsul menjelaskan bahwa genangan dan banjir di beberapa titik di Kota Surabaya juga diakibatkan adanya tumpukan sampah yang mengganggu kinerja pompa air.
“Semua rumah pompa sudah diaktifkan dan dimaksimalkan, tetapi tidak bisa mengatasi karena adanya tumpukan sampah yang menggantung sekitar 50 sampai 60 centimeter. Untuk pusat kota di handle pompa air Dinoyo dan Darmo sehingga terjadi genangan di Jalan Imam Bonjol, Ciliwung dan sekitarnya, karena sampah itu jadi menghambat pompa,” jelasnya.
Sampah-sampah tersebut, lanjut Syamsul, segera dibersihkan untuk memaksimalkan kinerja pompa air. Alhasil, meskipun terjadi genangan bisa langsung surut dalam kurun waktu 15 sampai 30 menit setelah hujan reda.
“Setelah hujan reda kalau wilayah pusat kota, sekitar 15 sampai 30 menit Insya Allah sudah habis genangan airnya. Catatanya hujan berhenti, kalau hujannya datang terus masih imbang debit airnya,” tambahnya.
Syamsul menjelaskan, penanganan banjir dan genangan terus dilakukan meskipun hujan sudah reda. Sesuai Standar Operasional (SOP), elevasi air harus mencapai nilai 0 supaya tidak menumpuk pada saluran dan mengakibatkan genangan atau banjir susulan.
“Total ada 77 rumah pompa yang aktif untuk penanganan genangan dan banjir hari ini. Meskipun hujan sudah reda tapi penanganan tetap berjalan sesuai SOP. Airnya dihabiskan sampai elevasi 0 agar tidak menumpuk di saluran dan menimbulkan genangan baru,” pungkasnya. (Dwi Arifin)
