Tinggal Satu Macan Gaek (Mengenang Almarhum Indro Sulistyo)

waktu baca 2 menit
Kiri ke kanan: Indro Sulistyo (alm), M. Nabil, penulis, Achmad Riyadh, dan Abu Bakar Yarboo (alm)

KEMPALAN: “Innaa lillahi wa inna ilaihi raji’un, Senin dinihari tadi 25/11/24 suami tercinta Indro Sulistyo wafat di RS Haji Surabaya. Akan dimakamkan di Jogya hari Selasa besok. Mohon dimaafkan kesalahannya.” Begitu japri dari Nani Said istri almarhum Indro Sulistyo saat penulis membuka WA ketika akan ke masjid Al Muhajirin Puri Indah untuk menunaikan sholat Subuh.

Sontak penulis kaget dan spontan berucap keras Innaa lillahi wa inna ilaihi raji’un. Seusai sholat, penulis dihubungi sahabat akhi Nabiel Ketum KONI Jatim bertanya kabar wafatnya Indro yang pengurus KONI juga Pelti Jatim.

Karena japri dari istri almarhum akan dimakamkan Selasa di Jogya penulis usai subuhan sebelum pulang ke rumah mampir ngopi di warkop Jati berpikir kok mau dimakamkan Selasa besok. Karena itu, penulis mengontak balik lewat video call ke istri almarhum, alhamdulilah sambung. “Mas Ferry maafin Mas Indro ya. Ini jenazah sudah disucikan dan disholati di ruang mayat RS Haji Surabaya, mau saya bawa ke Jogja,” ujar ibu dari Yayas dan Bagus, putri dan putra almarhum Indro.

Setelah wafatnya almarhum Abubakar Yarboo di hari Jumat 19/2/21 lalu di RS Unair, dan dengan wafatnya almarhum Indro hari ini, rentang waktunya hampir 4 tahun. Persisnya menurut hitungan penulis 1.393 hari.

Almarhum Abu wafat usia 59 tahun. Saat Covid-19 melanda Indonesia. Abu di rawat di RS Unair sepulang acara PON di Papua. Yang kemudian setelah itu Dokter Wardi Siagian, 60, pengurus KONI Jatim juga wafat sepulang dari Papua. Almarhum Indro berpulang ke rahmatullah hari ini bertepatan 23 Jumadilawal 1446 H diusia 66 tahun.

Kini tinggal Satu Macan Gaek, 69 tahun, mendoakan lancar mengiringi jenazah almarhum Indro yang saat ini perjalanan ke Jogja dan ba’da Duhur nanti dimakamkan sebagai ahlul jannah.

Kami bertiga dijuluki sebagai “Trio Macan” oleh sahabat-sahabat di PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jatim, karena kami bertiga selalu bersama-sama dalam berbagai kegiatan di Jatim maupun di kegiatan nasional.

Kini tinggal penulis sendirian sebagai Macan Gaek yang insyAllah pada Ramadhan mendatang mencapai usia 70 tahun.
Allahumma ballihhna Romadhon

Aamiin… ()

oleh: Ferry Is Mirza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *