Kabar Gembira dari Pak Anis

waktu baca 3 menit
Foto atas: Saya di depan Galeri Merah Putih, bersama komunitas Komperta, Sidoarjo, sebelum membuka pameran lukisan.

KEMPALAN : Empat hari berturut-turut beranda Facebook saya mengabarkan informasi tentang sejumlah pelukis unjuk karya saat memajang dan memasarkan karya-karya lukisannya di PSLI (Pasar Seni Lukis Indonesia) ke-14 di Jatim Expo, 8-17 November lalu.

Saat hadir pada hari terakhir perhelatan tersebut, saya jumpa dengan 4 pelukis yang kebetulan semuanya saya kenal : Bangun Asmoro, Buggy, Harun, dan Arief Wong.

Hasil wawancara dengan mereka, lantas saya posting di sini. Juga materi informasi tersebut saya kirim ke media online Kempalan.com.

Mohon maaf ya, teman-teman. Mungkin ada yang membatin, ‘kok infonya pelukis melulu…’

Postingan-postingan saya ini mendapat banyak tanggapan. Termasuk dari Direktur PSLI Pak Moh Anis yang juga Ketua Sanggar Merah Putih pengelola Galeri Merah Putih yang base camp-nya di salah satu spot di kompleks Balai Pemuda, Surabaya.

Nah, selanjutnya ada kabar gembira. Sumbernya dari Pak Anis. Disampaikan ke nomor WA saya, dan saya muat selengkapnya. Begini:

Ada yang baru di Galeri Merah Putih, Surabaya. Mulai Januari 2025, setiap pelukis/kelompok diberi waktu pameran selama 6 (enam) hari, dari hari Sabtu sampai Kamis malam.

Dengan demikian setiap pelukis berkesempatan mendapatkan week end (Sabtu dan Minggu). Hari Jumat diperuntukkan bagi pelukis yang akan berpameran berikutnya untuk mendisplay karya.

Selain itu, kepada setiap pelukis/kelompok yang berpameran akan mendapatkan hadiah berupa 1 (satu) paket cat akrilik dari Tesla.

Ada lagi, untuk satu orang yang hadir pada acara pembukaan pameran, juga akan mendapatkan goodie bag berisi satu paket cat akrilik Tesla.

Galeri Merah Putih bekerja sama dengan Tesla berkomitmen untuk terus mengembangkan seni lukis di Indonesia.

Mari kita sebar-luaskan keindahan agar keseimbangan tetap terjaga.


Asyik ya teman-teman. Kerja kreatif Pak Anis beserta sosok-sosok yang terlibat di komunitas Sanggar Merah Putih, semakin membuahkan hasil.

Setelah membaca pesan itu, lantas Pak Anis saya japri : “Dalam setahun, berapa kali Galeri Merah Putih digunakan untuk pameran lukisan?”

“Lima puluh dua (52) kali,” jawab Pak Anis.

Saya lantas membatin, ‘ternyata full, tak ada jeda kosong’.

Atas pertanyaan saya selanjutnya, Pak Anis menjawab bahwa syarat untuk berpameran di Galeri Merah Putih: 1. Pelukis; 2. Membayar sewa per hari Rp. 100.000.

Saya lantas membatin lagi: ‘murah’.

Terlintas di pikiran, di jeda yang sehari itu bisa saya sela dengan menyewa 1-2 jam –terutama di pagi hari– untuk bedah buku saya. (Tapi, apa bisa? Apa gak ngganggu saat bongkar display?).

Memberi kontribusi sewa sehari Rp 100.000 murah, mengingat lokasi di pusat kota, parkir gampang. Dan ruangan pun ber-AC. Kok tahu? Ya tahu, saya kan beberapa kali datang di situ saat diundang pada opening pameran lukisan. Bahkan sudah 4 kali saya diminta teman-teman pelukis untuk membuka pameran di antara mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *