Menggali Potensi Besar dari Kemitraan Kesehatan Kelas Dunia Artemis Hospital dan Perkasa Hospital Services
JAKARTA-KEMPALAN: Artemis Hospital India dan Perkasa Hospital Services Indonesia sudah mengumumkan kemitraan strategis. Tujuannya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Penandatanganan perjanjian telah dilakukan di Kedutaan Besar India, Gama Tower, Jakarta.
Parveen S. Kapoor sebagai Presiden Kantor Perwakilan Artemis Hospitals di Indonesia, Timor-Leste, dan Asia Tenggara, menyebut kemitraan ini dibentuk karena 30% pasien Rumah Sakit Artemis berasal dari luar India. Peluang besar untuk kolaborasi dengan komunitas medis Indonesia.
’’Kami sangat antusias dengan kemitraan ini dan kami berharap dapat meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan pasien kami melalui kerjasama ini. Kami berkomitmen untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan, keterampilan, keahlian medis, dan usaha klinis kolaboratif,’’ kata Kapoor.
’’Tujuan kami adalah memperkuat infrastruktur kesehatan dan sumber daya manusia di Indonesia melalui kolaborasi klinis, bantuan teknis, pelatihan, dan berbagi pengetahuan di bidang kesehatan,” imbuh Kapoor dalam sesi penandatanganan. Dia menyebut bahwa kemitraan ini sejalan dengan regulasi pemerintah dan UU baru yang bertujuan untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.
Dia mengungkapkan bahwa banyak kasus kompleks dan pasien di Indonesia yang tidak dapat ditangani secara tepat waktu sedang dikelola oleh Artemis Hospital. “Oleh karena itu, kami berfokus pada transfer teknologi dan kolaborasi klinis dari rumah sakit kami di India ke Indonesia,” tambahnya.
Sementara, Septo Adjie Sudiro sebagai CEO Perkasa Hospital Services, mengungkapkan bahwa hampir 2 juta pasien Indonesia mencari layanan kesehatan di luar negeri dan menghabiskan sekitar USD 11 miliar (Rp 170 triliun).
’’RS di luar negeri dikenal dengan diagnosis yang akurat, perawatan fokus, dan standar kualitas tinggi,” ujar Adjie. Dengan adanya kemitraan ini diharapkan bisa mengurangi pengeluaran kesehatan Indonesia jadi USD 2 miliar, sehingga sisa dana dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Adjie juga mencatat bahwa kolaborasi ini didorong oleh layanan kesehatan kelas dunia dan dokter berpengalaman dari India, serta biaya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan Malaysia.
’’Telemedicine dari India merupakan opsi yang memungkinkan. Dengan adanya dokter ahli, ini dapat memperlancar proses dan waktu dalam memberikan bantuan kepada Indonesia secara efektif,” bebernya.
BACA JUGA: Turnamen Golf untuk Merayakan 75 tahun Hubungan Diplomatik India-Indonesia
Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste Sandeep Chakravorty menambahkan bahwa pengeluaran kesehatan yang tinggi di Indonesia memberikan peluang bagi India, yang dikenal sebagai pemimpin dalam sistem kesehatan canggih secara global.
’’Kami memiliki kapasitas yang memadai. RS kami diakui secara internasional dan kami juga menerima pasien dari berbagai negara. Dengan mengurangi biaya kesehatan untuk masyarakat Indonesia dan memposisikan RS India sebagai pemimpin, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif. India juga dikenal tidak mempertahankan pasien di rumah sakit lebih lama dari yang diperlukan, dengan rata-rata masa tinggal sekitar 3,1 hari,” klaim Chakravorty.
Tapi, tantangan masih ada. Termasuk hambatan regulasi yang menghalangi dokter dan rumah sakit India untuk beroperasi di Indonesia.
“Kami semua tahu obat-obatan di India lebih murah ketimbang banyak tempat di dunia. Mengapa kita tidak bisa menikmati manfaat ini di sini? Jika kami dapat menyediakan layanan ini, kami bisa menawarkan fasilitas yang lebih terjangkau kepada masyarakat Indonesia. Mengapa tidak?” tutup Kapoor. (YMP)