Italia Tersingkir dari Euro, Begini Nasib Spalletti

waktu baca 2 menit
Bek Italia Alessandro Bastoni saat menyesali kekalahannya atas Swiss dalam 16 Besar Euro 2024. (Foto: CBC Sports)

BERLIN-KEMPALAN: Ambisi Italia mempertahankan statusnya sebagai juara bertahan Euro harus berakhir lebih cepat. Italia sudah angkat kaki saat Euro 2024 baru membuka Babak 16 Besar.

Bertanding di Olympiastadion, Berlin, langkah Italia dihentikan Swiss dengan kekalahan dua gol tanpa balas. Romo Freuler dan Ruben Vargas yang menciptakan gol “pengusir” Italia dari Euro 2024 masing-masing pada menit ke-37 dan 46.

Bagi Gli Azzurri (julukan timnas Italia), ini sejarah terburuknya dalam dua dekade. Euro 2004 jadi kali terakhir Italia gagal melangkah ke perempat final. Saat itu, Italia tersisih di fase grup.

BACA JUGA: Italia Segrup dengan Spanyol dan Kroasia, Begini Kata Pelatihnya

Media-media Italia menyebut, kegagalan tersebut tidak akan berdampak dengan durasi kontrak allenatore Italia Luciano Spalletti. Kontrak mantan pelatih SSC Napoli itu bakal berjalan sampai Piala Dunia 2026 mendatang.

Dengan nilai kontrak yang mencapai 2,8 juta Euro (Rp 49,1 miliar), Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) hanya mematok target bagi Spalletti untuk melangkah ke Piala Dunia yang berlangsung di Amerika Utara itu.

Pasalnya, dalam Piala Dunia 2022 lalu di Qatar, Italia gagal lolos. Bahkan, sebelum Piala Dunia 2022, Italia juga sudah gagal melangkah ke Piala Dunia di Rusia, enam tahun yang lalu.

Makanya, dalam pernyataannya setelah kekalahan atas Swiss, Spalletti sama sekali tidak menyebut tentang masa depannya. ’’Yang terbaik dari Spalletti? Belum, Anda tidak bisa melihatnya dalam 10 bulan,’’ sebut Spalletti, dikutip dari laman Fanpage.

Kekalahan kemarin seperti jadi puncak buruknya performa Gianluigi Donnarumma dkk dalam Euro 2024. Termasuk Italia yang tidak pernah menang dalam tiga laga terakhir di Euro sejak dikalahkan Spanyol 0-1 dalam matchday 2 fase grup (20/6).

Hanya imbang 1-1 melawan Kroasia dalam matchday ketiga fase grup (24/6) yang telah menjadi capaian terbaik Italia sejak saat itu. Spalletti menganggap wajar karena ini kali pertama dia menukangi Italia dalam ajang mayor setelah ditinggalkan Roberto Mancini.

’’Kekalahan kemarin membawa kami ke titik nol dan kami akan memulai lagi dari sana. Aku akan membuat tim yang lebih muda saat aku membangun tim ini,’’ tambah Spalletti. (YMP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *