Western Sydney University Buka Lima Prodi di Surabaya, Perkuliahan Mulai September 2024
SURABAYA-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Mendikbudristek RI Nadiem Makarim dan Menteri Pendidikan Australia Jason Clare melakukan Soft Launching Kampus Western Sydney University (WSU) Cabang Surabaya di Ballroom Sheraton Hotel Surabaya, Kamis (9/11).
Sebagai informasi, pembukaan Kampus WSU Cabang Surabaya telah mendapat persetujuan dari Kemendikbudristek RI per tanggal 25 Agustus 2023. Kampus WSU tahap pertama ini akan berlokasi di Pakuwon Tower. Dan akan membuka lima program studi untuk level sarjana terakreditasi (lulus 3 tahun). Yaitu Computer Science , Data Science , Communication dan IT, Electrical Engineering dan Business in Finance .
Secara khusus, Gubernur Khofifah menyambut baik dan mendukung penuh pembukaan Kampus WSU. Ini karena, Kampus WSU di Surabaya membukan beberapa prodi terkait digital innovation
yang dibutuhkan untuk membangun industri manufaktur di Jawa Timur.
Apalagi, WSU merupakan Universitas ranking #pertama berdasarkan Times Higher Education Impact Ranking tahun 2022 – 2023 (dua tahun berturut-turut). Selain itu, WSU berada di posisi 2% teratas secara global dalam hal pengajaran, kelayakan kerja, internasionalisasi, fasilitas, inovasi dan inklusivitas.
“Kita menyambut baik dan menyampaikan terima kasih atas dibukanya Kampus WSU di Surabaya. Apalagi, dari keterangan pak Menteri, WSU adalah kampus luar negeri khususnya Australia yang pertama kali ada di Indonesia untuk Strata satu,” ungkapnya.
“Tentunya, kita juga sangat membutuhkan inovasi digital dari lima prodi yang dibuka oleh WSU,” imbuhnya.
Untuk itu, Khofifah pun optimis bahwa keberadaan WSU di Surabaya ini akan mendukung industri manufaktur di Jatim yang ditagetkan tahun 2024 sebesar 35%, lewat berbagai program keahlian yang ditawarkan. Dimana, di tahun 2022 industri manufaktur di Jatim sudah di angka 31,34%. Sementara, target Indonesia di 2045 industri manufaktur sebesar 30%.
“Untuk itu kita membutuhkan banyak SDM dengan mencangkok berbagai expertise seperti yang ditawarkan oleh Western Sydney University. Dengan didukung program-program Studi yang telah disiapkan,” terangnya.
Untuk diketahui, pada angkatan pertama, tercatat 70 mahasiswa akan memulai perkuliahan pada September 2024 mendatang. Rencananya pada stage berikutnya setelah mencapai 2.500 mahasiswa, akan mengembangkan kampus WSU tahap kedua dengan target mahasiswa 5.000 orang. Komposisi pengajarnya adalah 60-70% dari Australia, dan 30-40% dari pengajar lokal.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim menekankan pentingnya membangun kemitraan dengan negara lain melalui pendidikan. Menurutnya, ini merupakan upaya membangun ekosistem, juga sekaligus tentang menjalin partnership.
“Surabaya sebagai tempat yang tepat untuk membangun ekosistem pendidikan yang sesuai guna memperkuat hubungan antar negara. Western Sydney University memilih tempat yang tepat. Terutama lewat penguatan akademik, riset, dan kolaborasi pendidikan,” terangnya.
Menurutnya, kampus yang menawarkan prodi visionaris ini sangat diminati oleh mahasiswa di Surabaya. Selain itu, ini adalah terobosan baru yang menghubungkan bisnis, teknologi, hingga political networking.
Chancellor WSU di Indonesia Jeniffer Westacott menyatakan kebanggaannya bahwa kampus ini menjadi kampus luar negeri pertama yang dibuka di Surabaya. Ia bahkan mengaku optimis kerjasama ini akan memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia.
Jeniffer Westacott menambahkan, keberadaan WSU bukan cuma soal pendidikan tetapi juga hubungan bilateral dan multilateral antara Indonesia, Australia, dan negara lainnya. Bahkan, keberadaan kampus Surabaya ini juga dapat membangun hubungan perorangan antar kedua negara.
“Kami menantikan kesempatan berkontribusi ke ekosistem pendidikan Surabaya, serta membangun lebih jauh people to people link antara Indonesia dan Australia,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Australia Jason Clare menyampaikan bahwa edukasi menumbukan banyak ekosistem, mulai dari industri, teknologi, dan menjadi sarana memperkuat hubunga antar negara. Untuk itu, ia berharap hubungan kedua negara akan menjadi makin erat melalui sektor pendidikan.
“Kami berharap ini membuka kesempatan mahasiswa Indonesia untuk belajar dalam salah satu universitas terbaik Australia di Indonesia. Universitas ini berkomitmen untuk mendorong perubahan dunia, dan surabaya menjadi titik yang sesuai untuk memulai perubahan ini,” tegasnya. (Dwi Arifin)