Terima Kunjungan Istri PM Malaysia, Khofifah Bahas Program CLC untuk Pendidikan Anak PMI
JAKARTA-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menerima kunjungan istri Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Wan Azizah binti Wan Ismail di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (5/9).
Dalam kunjungan tersebut, keduanya membahas berbagai hal produktif. Salah satunya terkait keberadaan Community Learning Centre (CLC). CLC merupakan pendidikan berbasis komunitas atau institusi pendidikan yang memberikan program pembelajaran alternatif kepada anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.
“Alhamdulillah silaturahmi ini sangat produktif dan kami menyempatkan diri untuk berbincang mengenai berbagai program yang sudah dibangun antara Muslimat NU dengan pemerintah Malaysia. Kehadiran beliau sekaligus untuk mendapatkan informasi dan mengenal lebih dekat berbagai program Muslimat NU di Indonesia,” kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, di antara 10 cabang istimewa Muslimat NU di dunia, salah satu yang paling aktif dan paling besar ada di Malaysia. Dan PCI Muslimat NU Malaysia terus mendukung dan berkontribusi dalam pengembangan program CLC ini.
Untuk itu, kata Khofifah, pertemuan ini sangat penting untuk memastikan hak-hak pendidikan anak-anak PMI terpenuhi dan legalitas CLC diakui keabsahannya sesuai regulasi yang berlaku di Malaysia dengan penyesuaian kebutuhan anak anak pekerja migran Indonesia . Sebab, untuk bisa melanjutkan pendidikan di Indonesia, mereka harus tersertifikasi dengan ijazah yang diakui.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Tim Kemendikbudristek termasuk Sekjen Kemendikbudristek yang sudah pernah ke CLC Muslimat NU, untuk bisa memberikan penguatan pendidikan bagi putra-putri pekerja migran. Sebab expatriate school sangat mahal dan anak-anak harus mendapatkan perhatian pendidikan, dan beliau memberikan atensi terhadap program tersebut,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga turut mengundang istri PM Malaysia untuk berkunjung ke pesantren-pesantren yang di Jawa Timur. Ini penting, mengingat ada sekitar 6.800 ponpes di Jatim.
“Apa yang bisa kita bangun strong partnership di antara Indonesia dan Malaysia dalam hal ini Muslimat NU dan kelembagaan di Malaysia. Bahkan sebelumnya beliau sudah pernah berkunjung ke Ponpes Tebu Ireng Jombang dan makam Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Beliau sudah mengenal Jawa Timur,” katanya.
Di akhir, Khofifah berharap momentum pertemuan ini turut membuka peluang investasi antara Malaysia di Jatim, utamanya di bidang layanan kesehatan berbasis rumah sakit.
“Peluang yang cukup besar dan strategis untuk Jatim dan Malaysia di bidang investasi misalkan sektor kesehatan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kunjungan PM Malaysia ke Indonesia dalam rangka mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta 5-7 September 2023. (Dwi Arifin)