Kelola Biasa jadi Luar Biasa
JAKARTA-KEMPALAN: Lelaki yang tanggal 1 Agustus 2023 lalu merayakan ulang tahun pernikahannya yang kesembilan belas, bernama Agus Budiono, namun dikenal dengan pena Agus Sighro Budiono.
Agus Sighro, lahir 17 Agustus 1973, adalah seorang guru seni budaya di SMKN 2 Bojonegoro, dan aktif berkesenian apa saja. Utamanya teater, dan teater tradisional sandur yang kini kembali sedang digalakkan kegiatan pentasnya.
Bahkan ketika harus lomba teater ke Jawa Timur, Sighro demikian ia dipanggil, menggarap teater bernuansa sandur, dan jadi juara lomba. Lantas digarap lagi untuk ke tingkat Nasional, ternyata pulang masih membawa piala. Penulis naskah dan sutradara teater HUT Jatim 2017, Penulis naskah teater tradisi terbaik di TMII Jakarta, dan banyak lagi.
Sighro memang tidak hanya berkesenian teater, ia juga penulis puisi atau penyair. Puisi termuat di berbagai koran dan majalah, termuat pula di buku PMK (Puisi Menolak Korupsi) garapan Sosiawan Leak Surakarta. Bahkan jadi panitia lokal ketika PMK digelar pentaskan di Bojonegoro. Lantas termuat di buku-buku puisi terbitan Rumah Budaya Kalimasada – Blitar, milik Bagus Putu Parto, terakhir “Di Pelaminan Angin Berbisik” (2023).
Ikut baca puisi di berbagai kota mengikuti gelaran PMK, antara lain: Surabaya, Rembang, Blitar, Nganjuk, dll. Begitu pula bermain teater juga pentas di berbagai kota, termasuk Jakarta.
Menurut Agus Sighro, berkesenian adalah sebuah proses kesadaran akan keberadaan diri sekaligus sebagai pernyataan atas kekuasaan Tuhan. Lewat kesenian kita membuat persaksian atas fenomena yang kita tangkap dan menjadi catatan dalam kehidupan kita. Mesti kita sadari, bahwa kita kerap lirwa/lupa terhadap kejadian atau peristiwa yang kita alami.
Semua kita anggap biasa saja. Namun, dengan kesenian/teater kita mampu mengelola yang biasa itu menjadi luar biasa sekaligus kita mampu mendudah/angkat nilai nilai apik nan baik yang terkandung di dalamnya. Sungguh, teater itu sebenarnya luar biasa. Kita harus percaya atas hal itu, tandasnya.
Hingga kini, lelaki yang guru seni dan gondrong rambutnya itu, tetap aktif berkesenian, selain tetap mendampingi anak anak pelajar SMA/SMK dalam berlatih, dan memahami teater sebagai bagian dalam belajar kehidupan. Juga sedang merevitalisasi organisasi dewan kesenian Bojonegoro yang sempat mati suri. Kini Sighro masih jadi pengurus caretaker Dewan Kesenian Bojnegoro, untuk mempersiapkan musyawarah kesenian yang akan digelar pada tahun ini juga.
Hari-hari ini bersama kawan “Actore Media Art” sedang menyiapkan sebuah pentas teater “Koffie Uit Java” 11 Agustus 2023 nanti di Kauman Bojonegoro.
Agus Sighro memang luar biasa, guru seni yang benar-benar mau berkiprah cancut-tali-wanda menumbuhkembangkan kesenian apa saja di kotanya Bojonegoro. Utamanya teater dan sastra puisi, tetap terus diperjuangkan hingga kini. Selamat happy milad, Kang! Semoga tetap sehat dan selalu semangat membangun kantong kesenian di kotamu. Salam budaya!
*** (Aming Aminoedhin).
