Gubernur Khofifah Optimistis Kebun Raya Mangrove Surabaya Ungkit Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

waktu baca 3 menit
Gubernur Khofifah Indar Parawansa berjabat tangan dan dipeluk Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

SURABAYA-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendampingi Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri meresmikan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya, Rabu (26/7).

Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Megawati dan penyerahan spesies mangrove baru secara simbolik kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Dengan penyerahan spesies baru dari Megawati tersebut,  Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya memiliki 58 spesies mangrove. Dan 17 spesies di antaranya telah teregistrasi secara resmi.

“Alhamdulillah hari ini Kebun Raya Mangrove Surabaya sudah diresmikan. Kami optimis keberadaan kebun raya ini akan semakin menjaga kelestarian alam kita, menguatkan wilayah pesisir dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah bersama Megawati melakukan peninjauan di sekitar mangrove. Ia juga menyapa dan berdiskusi dengan para finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup.

Khofifah mengatakan, peresmian ini bersamaan dengan Hari Mangrove Sedunia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli. Sehingga, dirinya berharap momen ini juga  dijadikan sebagai momentum membangun kesadaran akan pentingnya mangrove di masyarakat.

“Awareness itu bukan hanya mengerti kalau mangrove itu vital bagi ekosistem dunia. Tapi juga ikut menjaga dan melestarikan mangrove,” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan, inisiasi kebun raya mangrove di Surabaya ini semakin menguatkan upaya yang selama ini digalakkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam meningkatkan pengelolaan dan pelestarian mangrove.

Untuk diketahui, selama ini Pemprov Jatim sangat aktif dan masif melakukan penanaman mangrove. Yang hasilnya saat ini Jawa Timur memiliki kawasan mangrove seluas 27.221 hektar atau 48% dari kawasan mangrove di Pulau Jawa. Berdasarkan data Dinas Kehutanan, kawasan ini merupakan yang terluas di antara provinsi lainnya di Pulau Jawa dan Bali.

“Karena kerapatan mangrove lebat kita 47,26%,  mangrove sedang 46, 07% dan mangrove jarang 6,66%. Sementara potensi mangrove Jawa Timur seluas 51.557 hektar,” katanya.

Ia meyakinkan bahwa keuntungan dari pemasifan mangrove akan kembali ke masyarakat. Mulai dari bentuk oksigen, penyerapan emisi CO2 yang 20 kali lebih besar dari hutan tropis, maupun lahan kerja dan ekonomi.

Sementara itu, Megawati yang juga Ketua Yayasan Kebun Raya Mangrove Indonesia serta Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, Kebun Raya ini merupakan satu dari 45 Kebun Raya di Indonesia.

“Dulu saat saya menjadi Wapres, Kebun Raya di Indonesia hanya ada 5. Sekarang sudah berkembang jadi 45. Ini tidak mudah, karena untuk menjadi Kebun Raya ada standarisasinya,” katanya.

Megawati juga menjelaskan, pengadaan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya ini memang sudah lama dibahas. Karena selain untuk sedikit menyejukkan cuaca Surabaya yang memang panas, mangrove juga berguna untuk pencegahan bencana.

“Mangrove itu bisa memecah gelombang, jadi bisa menangkal tsunami. Dan karena akarnya kuat, tidak mudah roboh. Jadi yang seperti ini harus kita jaga bersama,” pungkasnya. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *