Rektor Ubaya Kunjungi KKN Mahasiswa Kedokteran Ubaya di Pacet Mojokerto

waktu baca 4 menit
Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T mengunjungi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Ubaya yang sedang melaksanakan KKN di wilayah Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.

SURABAYA-KEMPALAN: Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T mengunjungi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Ubaya yang sedang melaksanakan KKN di wilayah Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Ada dua lokasi menjadi sasaran kunjungan, yaitu Desa Cepokolimo dan Desa Sajen.

Kunjungan bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi dan keadaan mahasiswa, bagaimana program berjalan, dan kendala apa saja yang dihadapi di lapangan. Turut hadir dalam kunjungan, yaitu Ketua Yayasan Ubaya, Anton Prijatno, S.H., Dra. Irma Windra Syahrial, M.M, Wakil Dekan I FK Ubaya, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, Utomo, Manajer Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM dan Annisa Mustika, staff LPPM Ubaya.

Dalam kunjungan pertama di Desa Cepokolimo, Rektor Ubaya dan tim disambut Kepala Desa Cepokolimo, Mahfud Sulaiman, S.Pd. Selain itu turut mendampingi perangkat desa, kader posyandu, dan mahasiswa peserta KKN. Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Cepokolimo, menyampaikan terima kasih kepada Ubaya karena Desa Cepokolimo dijadikan lokasi KKN mahasiswa dari Fakultas Kedokteran  Ubaya.

“Alhamdulillah dan atas nama warga saya menyampaikan terima kasih. Dengan adanya KKN dari mahasiswa Kedokteran Ubaya di Desa Cepokolimo, sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Cepokolimo. Terutama dalam upaya membantu mengatasi permasalahan kesehatan ibu, anak dan upaya penurunan stunting,“ ujar Mahfud.

Selanjutnya, Mahfud berharap ke depan Ubaya selalu ingat dan terus mendampingi Desa Cepokolimo. “Kami minta Ubaya terus ikut membantu mengembangkan potensi  desa dan  selalu mengadakan kegiatannya di Cepokolimo,” pungkas Mahfud.

Menanggapi harapan dan permintaan tersebut, Rektor Ubaya, Benny Lianto menyambut baik dan menyempatkan berdialog langsung dengan kepala desa dan mahasiswa.  Dalam kesempatan itu, Benny Lianto menyampaikan terima kasih kepada Bupati Mojokerto, beserta jajaran hingga pemerintah desa yang telah memfasilitasi lokasi dan mendukung pelaksanaan KKN FK Ubaya.

“Atas nama pimpinan Ubaya kami menyampaikan terima kasih kepada Bupati Mojokerto, Kepala Dinas Kesehatan,  Muspika Pacet, Kepala Puskesmas, Kepala Desa Cepokolimo dan Sajen atas dukungan selama proses persiapan hingga pelaksanaan KKN mahasiswa FK Ubaya. Bagi Ubaya KKN ini merupakan bagian dari proses pendidikan, terutama dalam melatih social skill para mahasiswa. Khusus mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya, KKN ini tentu sekaligus melatih mempraktikkan bekal pengetahuan dalam memberi layanan kesehatan kepada masyarakat.” 

“Selain itu, kegiatan KKN ini merupakan tindaklanjut kerjasama Ubaya dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto  dalam upaya percepatan penurunan stunting. Melalui penempatan 40  mahasiswa KKN Preklinik Fakultas Kedokteran Ubaya, yang dilaksanakan sejak 21 Juni hingga 14 Juli 2023,” ujar Benny.

Sementara pada kunjungan lokasi KKN kedua, di Desa Sajen, Rektor Ubaya dan tim langsung menuju ke tempat tinggal mahasiswa KKN. Rektor dan rombongan menyempatkan berdialog dengan mahasiswa peserta KKN yang sedang melaksanakan program pembuatan antropometri.

Nurnisa, salah satu mahasiswa peserta KKN mengungkapkan bahwa melalui KKN mereka banyak belajar. “Selama ini kami tinggal di kota dan berpikir bahwa fasilitas kesehatan yang  ada di desa sudah sangat memadai. Ternyata di lapangan atau di desa ketersediaanya masih terbatas. Oleh karena itu, selain penyuluhan, kami berusaha melakukan inovasi melalui pembuatan alat antropometri, untuk mengukur panjang dan tinggi badan. Alat yang kami kembangkan memiliki keunggulan ramah anak, sehingga anak merasa lebih nyaman saat dilakukan pengukuran tinggi badan. Tinggi badan anak bisa diukur sambil bermain. Harapan kami alat tersebut minimal bisa memenuhi kebutuhan posyandu di Desa Sajen,” ujar Nurnisa.

Selanjutnya Sarah, peserta KKN yang lain menambahkan bahwa melalui KKN mereka belajar dan dapat banyak ilmu. “Kami tidak hanya belajar tentang kesehatan tetapi juga belajar bersosialisasi, cara bertindak, bagaimana cara berkomunikasi dengan warga. Berkomunikasi antar profesi sangat banyak belajar, seperti bagaimana komunikasi dengan Kepala Desa, Kepala Dusun, Kepala Puskesmas, dan warga. Kesemuanya sangat berguna kelak saat saya menjadi dokter,” ungkap Sarah.

Sementara itu, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, menyampaikan bahwa kegiatan KKN ini juga merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk mengasah kemampuan softskill mereka, dengan belajar langsung bersama masyarakat. Selain itu, juga untuk membentuk karakter yang lebih peduli terhadap masyarakat, sehingga nanti saat mereka selesai pendidikan dokter, mereka akan  siap menjadi agen perubahan dan mengabdi di tengah-tengah masyarakat,” pungkas Risma Ikawaty. (Utomo)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *