Selamat Ulang Tahun, Presiden
KEMPALAN: Tidak banyak yang mengenal Mulyono. Tapi, Joko Widodo, hampir semua orang di Indonesia mengenalnya. Ia presiden ke-7 Indonesia yang terlahir sebagai Mulyono. Selasa (20/6) ia berulang tahun ke-62.
Dalam tradisi masyarakat pedesaan di Jawa, ganti nama adalah hal yang lumrah. Anak kecil yang sakit-sakitan dan tak kunjung sembuh akan diganti namanya, karena dianggap tidak kuat menyangga nama.
Mulyono adalah nama umum di Jawa, artinya adalah ‘’ono kamulyan’’ ada kemuliaan. Mungkin nama itu terlalu berat bagi anak kecil yang super ramping itu. Maka digantilah dengan nama baru Joko Widodo. Joko dalam bahasa Jawa artinya anak muda, widodo artinya sejahtera.
Ternyata nama ini membawa hoki. Perjalanan hidup Joko muda melesat bak meteor, dan hari ini ketika ia berulang tahun ke-62, hampir setiap orang di Indonesia mengenalnya, atau setidaknya pernah mendengar namanya.
Nama Joko dan Widodo adalah nama pasaran di Jawa. Tetapi, ketika dua nama itu digabung menjadi Jokowi, maka tidak ada satu pun yang menyamainya. Nama itu pun melesat menjadi fenomena unik dalam lanskap politik Indonesia.
Ibarat meniti anak tangga, Jokowi memulai karir sebagai pengusaha kayu dan mebel. Ia tidak dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang suka teriak-teriak memimpin demonstrasi, atau menjadi moderator diskusi-diskusi politik. Karirnya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) hanya sebatas aktivitas naik gunung. Malah belakangan ijazah sarjananya diragukan keasilannya atau keabsahannya.
Kendati begitu perjalanan karir politik Joko melesat sangat cepat bak meteor. Bermula dari menjabat sebagai Wali Kota Surakarta pada 2005, berlanjut jadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012, hingga menjadi Presiden ke-7 Republik Indonesia selama dua periode.
Jokowi bersama tiga adik perempuannya lahir dari pasangan Noto Miharjo dan Sujiatmi. Orang tua Jokowi bekerja sebagai pedagang dan membuka usaha penggergajian kayu. Lahir dari keluarga sederhana, Jokowi dan keluarga tinggal di bantaran Kali Anyar, Jawa Tengah. Ia sempat digusur beberapa kali, bahkan sempat menumpang di rumah kakeknya maupun kawan di daerah Gondong.
Pendidikan Jokowi sejak TK hingga SMA ditempuh di daerah Surakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Yogyakarta. The rest is history, kemudian selanjutnya adalah sejarah.
Jokowi mulai membuka usaha bisnis perkayuan pada 1988. Ia berkesempatan melakukan kunjungan ke beberapa kota Eropa. Dari situ ia mengamati kebijakan kota dan kemudian memutuskan masuk ke dunia politik pada 2005 dengan maju sebagai wali kota Solo.
Kisah sukses bermula dari sana. Jokowi berpasangan dengan F.X Rudiatmo ketua DPC PDIP Solo. Keduanya menjadi pasangan yang ‘’mutualan’’ saling memperkuat dan menguntungkan. Jokowi dengan populismenya yang kuat, dan Rudy memperkuat dengan dukungan struktural PDIP yang kuat di Solo.
Keduanya menang pada periode pertama, dan melanjutkan ‘’mutualan’’ pada periode kedua. Pasangan itu menang lebih mudah, karena semakin banyak partai politik yang mendukungnya. Gaya politik Jokowi yang merakyat dan suka blusukan untuk berdialog langsung dengan berbagai kelompok marjinal, menjadi buah bibir nasional dan internasional.
Majalah TEMPO menjadikannya sebagai laporan utama dengan memasang fotonya sebagai cover halaman depan. Penghargaan internasional sebagai walikota terbaik dunia semakin memperkuart kredensial Jokowi.
Dua tahun memasuki periode kedua,
Jokowi dipinang untuk maju sebagai gubernur DKI menantang petahana Fauzi ‘’Foke’’ Bowo. Pertandingan itu terlihat tidak seimbang, karena Jokowi hanya didukung PDIP dan Foke didukung partai koalisi besar. Tapi, ‘’wajah ndeso’’ Jokowi membawa hoki lanjutan. Berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jokowi bisa menumbangkan petahana. Namanya kian melambung sebagai politisi genre baru yang lebih dekat dengan rakyat.
Era Susilo Bambang Yudhoyono yang priyayi dan serba jaim sudah mulai redup. Muncullah era Jokowi dengan politik blusukan yang banyak memukau imajinasi rakyat. Ia digambarkan sebagai pemimpin pilihan rakyat. Citra itu dikelola dengan sangat cermat dan teliti, sehingga Jokowi muncul sebagai fenomena baru. Dua tahun menjadi gubernur, Jokowi naik kelas menjadi presiden.
Sekarang, ketika sudah mendekati masa pensiun, ia masih tetap ingin memastikan bahwa legasinya akan terus berlangsung. Ia cawe-cawe dalam proses seleksi calon presiden, dan terlihat akan terlibat langsung sebagai power broker yang penting dalam pilpres 2024 mendatang.
Di hari ulang tahunnya, Jokowi menyatakan tidak ingin ada perayaan khusus. Sebagai orang desa, Jokowi merasa tidak pernah berulang tahun. “Saya enggak pernah ulang tahun. Saya orang desa, enggak pernah ulang tahun, sejak lahir sampe sekarang,” ujar Jokowi di Gresik, Jawa Timur, Selasa, (20/6).
Pernyataan tak pernah merayakan ulang tahun ini juga pernah Jokowi sampaikan pada tahun 2021 melalui akun media sosialnya. “Seperti tahun-tahun yang silam, saya tak terbiasa merayakan hari ulang tahun sendiri. Apalagi sekarang, di saat negeri ini tengah membutuhkan kerja keras kita semua untuk bersama-sama keluar dari pandemi,” ujar Jokowi di akun Instagram @jokowi.
Di Gresik itulah Jokowi menitip pesan khusus supaya masyarakat tidak salah pilih presiden pada pilpres 2024 mendatang. Banyak yang menganggapnya sebagai pesan terselubung supaya masyarakat memilih calon presiden pilihan Jokowi.
Selama ini ada dua nama yang diendorse Jokowi, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Nama pertama mulai agak dijauhi oeh Jokowi, karena dianggap menjadi milik PDIP dan akan lebih setia kepada PDIP karena sudah ditugaskan sebagai petugas partai.
Prabowo Subianto menjadi satu-satunya nama yang bisa diandalkan untuk melanjutkan legasi Jokowi. Anies Baswedan jauh panggang dari api. Wacana perubahan yang diusung Anies secara otomatis memisahkannya dari Jokowi.
Banyak suara yang menghendaki Jokowi tidak usah cawe-cawe. SBY bermimpi naik kereta api bersama Megawati dan Jokowi, kemudian mengantarnya pulang ke Solo untuk menikmati masa pensiun.
Jokowi terlihat belum ingin berhenti. Ia terlihat tidak tertarik untuk menjadi penumpang kereta api seperti yang diimpikan SBY. Jokowi ingin tetap menjadi masinis kereta api, dan menyetir kereta api itu sesuai dengan keinginannya. ()