Belanda Minta Maaf ke Indonesia atas Kekejaman Ekstrem selama Perang Kemerdekaan

waktu baca 2 menit
Ilustrasi Perang Kemerdekaan-CNN

AMSTERDAM-KEMPALAN: Perdana Menteri Belanda yaitu Mark Rutte telah memberikan minta maafnya kepada Indonesia setelah ada temuan studi yang mengatakan bahwa militer Belanda yelah melakukan tindakan kekerasan ekstrem yang sistematis dalam upayanya untuk tetap berkuasa pasca Perang Dunia II.

Disebutkan dalam hasil investigasi yang memakan waktu 4,5 tahun bahwa militer Belanda membakar banyak perkampungan, melakukan penangkapan massal, penyiksaan dan lainnya pada rentang tahun 1945-1949.

“Kami harus menerima fakta yang sangat memalukan tersebut” ucap Rutte dalam Konferensi Pers pada Kamis (17/2) setelah investigasi tersebut dirilis ke publik.

“Saya meminta maaf sedalam-dalamnya kepada semua warga Indonesia pada saat ini atas nama Pemerintah Belanda” ucap tambahnya.

Peneliti yang terlibat dalam investigasi tersebut memulai studi pada tahun 2017 silam yang dibiayai oleh pemerintah Belanda dalam rangka melengkapi sejarah kolonial Belanda.

Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, tidak lama setelah Jepang mengakui kekalahannya dalam Perang Dunia II.

Tidak senang dengan adanya hal tersebut, Belanda mencoba untuk kembali menerjunkan pasukan militernya ke Indonesia yang merupakan mantan negara koloninya.

Diperkirakan lebih dari 100,000 warga Indonesia meninggal dari adanya perang tersebut hingga pada akhirnya Belanda mundur dari Indonesia pada tahun 1949.

“Tindakan Kriminal Belanda meliputi adanya penangkapan massal, penyiksaan, pembakaran desa-desa, eksekusi hingga pembunuhan warga sipil” ucap Frank van Vree yang merupakan Profesor Sejarah Perang di Universitas Amsterdam.

(Muhamad Nurilham, Aljazeera)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *