Persija Menang Dramatis, Thomas Doll Sebut Hal Ini sebagai Faktor Kunci
JAKARTA-KEMPALAN: Persija Jakarta berhasil melakukan comeback dan menang dramatis di laga melawan Barito Putera. Pelatih tim Thomas Doll menyebut mental sebagai faktor kunci keberhasilan tim.
Persija Jakarta sukses menang tipis 2-1 saat menjamu Barito Putera di di Stadion Patriot Candrabhaga, pada Rabu (22/2), di lanjutan pekan ke-26 Liga 1 musim 2022-2023.
Tertinggal terlebih dahulu lewat gol Gustavo Tocantins di menit ke-32. Macan Kemayoran kemudian berhasil melakukan comeback lewat sepakan Riko Simanjuntak (35′) dan tandukan bek Hansamu Yama (90+8′).
Pelatih Persija Thomas Doll menyebut bahwa faktor mental pemain menjadi kunci yang membuat Macan Kemayoran berhasil melakukan comeback.
Pelatih asal Jerman itu menilai bahwa semangat pemain yang pantang menyerah lah yang membuat Persija mampu meraih kemenangan.
“Saya bilang mereka memiliki mental tidak akan pernah menyerah dan tentunya bagus. Kami tidak mau ketinggalan 1-0 lalu menyerah. Itu juga terlihat saat melawan Bali United.” kata Thomas Doll.
“Mereka memiliki mental seperti monster dan itu juga terlihat hari ini. Di mana fantastik umpan silang dari Rio dan fantastik gol juga dari Hansamu. Mental ini juga terlihat dalam latihan. Mereka bekerja keras untuk itu.” tambah pelatih asal Jerman itu.
Selain mental, Doll juga memuji konsentrasi yang dimiliki para pemainnya sehingga bisa terus fokus selama 90 menit waktu pertandingan.
“Ditambah full konsentrasi dari awal pertandingan hingga akhir. Perkembangan tim dari awal musim sampai hari ini juga sangat fantastis.” ujar Thomas Doll.
“Sekali lagi pemain Indonesia harus memiliki mental seperti orang Jerman. Yang tidak pernah menyerah hingga wasit meniup pertandingan berakhir. Ini juga sangat bagus nantinya kita harus berjuang hingga akhir musim.” tambahnya.
Mantan pelatih Borussia Dortmund itu juga menyoroti sikap tim lawan yang sering sengaja membuang waktu. Menurutnya sikap seperti itu tidak baik untuk perkembangan sepak bola Indonesia.
“Tapi yang saya harus katakan adalah pertandingan tadi tidak ada yang bisa menikmati. Setiap menit pemain terlentang di lapangan, dan wasit meniup peluit, itu merusak sepak bola, kami tidak bisa menemukan ritme permainan, setiap menit berhenti, pemain tidak bisa mencari flow dan ritme.” kata Doll.
(*) Edwin Fatahuddin