Manejer Persipura Sebut PSSI Lakukan Pemalsuan Tanda Tangan Klub

waktu baca 2 menit
Perwakilan 10 Klub Liga 2 melakukan audiensi dengan Menpora Zainudin Amali (*)

JAKARTA-KEMPALAN: Manajer Persipura, Yan Mandenas menyebut bahwa penghentian kompetisi Liga 2 dan Liga 3 merupakan keputusan yang diambil secara sepihak oleh Komite Eksekutif (Exco) PSSI tanpa berdiskusi dengan klub peserta.

Pernyataan tersebut diungkapkan Yan Mandenas setelah melakukan audiensi dengan Menpora Zainudin Amali bersama 10 klub Liga 2 dan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), pada Senin (16/1).

Selain itu, Yan Mandenas juga menyebut bahwa terjadi pemalsuan pada tanda tangan 20 klub yang menjadi landasan Exco PSSI untuk memutuskan menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 musim 2022-2023.

Pria berusia 40 tahun itu juga meluruskan bahwa tanda tangan tersebut sebenarnya diberikan oleh para perwakilan klub sebagai bentuk absensi atas kehadiran di Owner Meeting, bukan sebagai persetujuan untuk menghentikan Liga 2 dan Liga 3.

“(Tanda tangan) 19-20 klub itu bukan legitimasi liga dihentikan. Itu legitimasi untuk hasil Manager’s Meeting owner klub dengan PT LIB (Liga Indonesia Baru) untuk disampaikan ke PSSI. Selanjutnya Dirut PT LIB Ferry Paulus menyampaikan bahwa hasil Owner Meeting 14 Desember dengan PT LIB dan dihadiri PSSI akan disampaikan ke PSSU kemudian keputusannya bagaimana akan dikonsultasikan ke klub,” kata Yan Mandenas.

“Tapi kemudian kami tak dikonsultasikan langsung, malah diputuskan sendiri. Harusnya hasil keputusan Exco itu tertutup dulu karena yang berhak menghentikan atau tidak liga itu kongres. Jadi hasil itu harusnya dikonsultasikan kembali ke klub.” tambahnya.

“Tanda tangan sebagian dipalsukan. Banyak klub yang sudah mengadu. Karena tanda tangan itu dikasih uang transport Rp 15 juta per klub. Tapi klub tak tahu itu untuk menghentikan liga. Yang kami tahu adanya adalah tanda tangan kehadiran di Manager’s Meeting.” kata Yan Mandenas.

“Satu-dua klub saja yang ingin liga dihentikan karena bermasalah dari sisi finansial. Yang lain semua minta berlanjut karena kompetisi sudah berjalan. Harusnya saat lanjutan kompetisi mereka verifikasi ulang lagi tim dari sisi kesiapan. Sama halnya waktu kami mendaftar pertama di verifikasi. Tim mana siap maka itu lanjut. Yang tidak kembali ke sanksi-sanksi PSSI.” kata Manajer Persipura itu.

“Sama halnya ketika Persipura di Liga 1 (2021) saat kami tak siap main melawan Madura United. Kami dikasih kalah WO (Walk-out), lalu dipotong poin dan kami turun ke Liga 2. Kami jalani sanksi karena sebagai anggota federasi harus taat kepada statuta PSSI. Jangan sampai satu-dua klub mengorbankan yang banyak ini.” tutup Yan Mandenas.

(*) Edwin Fatahuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *