Dengar Keluhan Warga Kampung 1001 Malam Surabaya, Bambang Haryo : Pemerintah Jangan Bebani Rakyat
Surabaya – Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono, Jumat (2/11) meninjau kondisi warga di Kampung 1001 Malam, yang hidup dibawa kolong jembatan tol lasem Dupak, Kecamatan Krembangan Kota Surabaya.
Dalam kunjungannya itu, anggota DPR-RI 2014-2019 ini mengatakan dirinya datang mendengar keluhan warga dan untuk memastikan kebutuhan warga yang berkaitan dengan listrik dan PDAM apakah berkecukupan atau tidak, ataukah memberatkan.
“Mengenai kenaikan tarif PDAM, sebelumnya pemerintah mengenakan tarif Rp600 kepada masyarakat yang memiliki listrik 450VA ini akan dinaikkan menjadi Rp2.600. ini mungkin perlu kajian yang mendalam, yang dilakukan Pemerintah agar tidak memberatkan masyarakat”Kata Bambang Haryo.
Saat menemui warga di kampung tersebut. Pemilik sapaan akrab BHS ini mengungkapkan, masyarakat berharap tarif PDAM tidak dinaikkan dan listrik dikurangi.
“Warga mengatakan mbok jangan dinaikkan, airnya jangan dinaikkan dan listriknya malah harus dikurangi karena beban mereka sudah cukup berat. Maka ini yang harus dianalisa untuk melihat permasalahaan warga disini” Katanya.
Menyinggung masalah listrik, menurutnya telalu mahal. Lantaran warga yang hanya gunakan televisi kecil, lampu dan sedikit kipas angin harus mengeluarkan uang Rp200ribu perbulan.
Jika dibandingkan degan Malaysia, kata Alumnus ITS Surabaya ini, Warga disana yang mempunyai kulkas, mesin cuci dan AC kalau dirupiahkan hanya membayar listrik sekitar Rp. 150 ribu
“Jadi ini yang perlu dikaji oleh pemerintah terutama pemerintah pusat yang berhubungan dengan listrik tentu juga BUMN PLN agar mengevaluasi kembali tarif-tarifnya. Harusnya tarif yang ada di sini ini tentu harus lebih murah dari yang ada di Malaysia, karena sumber daya daripada listrik itu begitu banyak di Indonesia,” Ujar BHS.
“Tarif listrik sangat terlalu mahal, terlalu sangat mahal,” sambungnya.
Lebih lanjut, kata BHS, Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah dalam menghasilkan listrik seperti air hujan, batu bara, hingga geotermal terbesar di dunia 51% ada di Indonesia. Seharusnya, tarif listrik sudah mendekati gratis untuk warga.
“Termasuk air kita gratis kenapa air yang ada di luar negeri misalnya di Arab Saudi itu tidak bayar, kenapa di Indonesia yang airnya melimpah dan merupakan yang 10 besar dunia itu airnya masih bayar dan itu bayar cukup mahal, lebih mahal daripada kalau kita bayar air di eropa,”Ucapnya.
Kendati demikian, Bambang Haryo mengapresiasi kebijakan Pemerintah Kota Surabaya yang menggratiskan air PDAM bagi masyarakat kurang mampu. Namun kategori miskin yang didasari data Badan Pusat Statistik (BPS) perlu ditinjau ulang.
“Yang ada di BPS kalau sudah punya satu kulkas atau mungkin kipas angin, atau mungkin itu sudah dikatakan warga berkecukupan, terus tegelnya bukan tanah itu berkecukupan nah ini kan nggak bisa. Ini kalau kita lihat pemulung-pemulung lantainya sudah berlantaikan semen berarti sudah dikatakan bukan warga miskin padahal mereka sangat miskin sekali, lah ini terus terang perlu adanya evaluasi kategori-kategori miskin itu tolong jangan terlalu jauh untuk dicapai,” terangnya.
Menurutnya, kategori miskin di kota besar itu warga yang tak bisa menyekolahkan anaknya ataupun tak mempunyai biaya untuk berobat di rumah sakit itu tidak mampu masuk kategori kurang mampu.
“BPJS nggak bisa (membayar) itu berarti miskin banget, jadi ini terus terang perlu dikaji ulang lagii masyarakat miskin itu jangan sampai yang miskin yang bener-bener miskin tidak mendapatkan subsidi gratis,” pungkas Bambang Haryo.
Kemudian, kata BHS selain masalah yang diuraikan tadi. Masyarakat kampung 1001 malam ini juga menginginkan untuk tetap tinggal disitu hanya diberikan satu pembinaan, dalam arti dimasukkan kedalam warga surabaya dan bisa membentuk koordinator warga yaitu RT dilingkungan tersebut.
Mereka juga ingin mendapatkan fasilitas MCK yang layak. Perlindungan safety keselamatan pada saat menyeberang sungai , BHS juga memberikan bantuan life jaket (jaket keselamatan) sebanyak 15 buah untuk perahu tambangan tersebut untuk keselamatan warga.