Polemik Limbah Unggas di Pasar Sepanjang, Bambang Haryo : Harus Segera Selesaikan

waktu baca 3 menit

Sidoarjo – Para pedagang dan pemotong unggas di Pasar Sepanjang, Taman sudah tidak berjualan selama lima hari pasca adanya protes limbah dari warga kepada pedagang dan pemotong unggas. Saat ini pemilik stand pemotongan unggas secara mandiri melakukan perbaikan saluran air limbah.

Haji Imam, dari komunitas pemotongan dan pedagang unggas di Pasar Sepanjang, Taman mengatakan bahwa sudah memasuki hari ke lima mereka tidak beroperasi. Pihaknya berharap agar aktivitas mereka bisa kembali normal.

“Harapan kami bisa beroperasi lagi. Karena kami butuh makan, para pemotong dan pedagang unggas ini sudah satu kesatuan dengan pedagang lainnya. Kalau pemotongan terhenti secara otomatis pemasaran unggas juga berhenti, dampaknya pasar sepi,” kata Abah Imam, Rabu (23/11/2022).

Di Pasar Sepanjang, seperti diketahui memang ikon salah satunya adalah pemotongan unggas berupa ayam dan bebek. Komoditas itu sudah menjadi jantung pasar unggas Sepanjang yang sudah berjalan bertahun tahun.

“Kalau tidak beroperasi seperti ini, pasar unggas seperti kuburan, pasar sepi. Kami berharap bisa beroperasi lagi agar bisa menghidupi keluarga, kami butuh makan anggota kami banyak, anggota pemotong ayam yang terdampak 500an orang,” tambahnya.

Keluhan para pedagang dan pemotong unggas itu disampaikan kepada Ir H Bambang Haryo Soekartono, Dewan Pakar DPP Partai Gerindra saat sidak di Pasar Unggas Sepanjang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Kepada BHS, mereka berharap agar turut membantu menjembatani persoalan yang dihadapi agar mereka bisa kembali beroperasi.

Tidak beroperasinya pemotongan dan penjualan unggas ini informasinya bermula saat warga sekitar protes terkena dampak air limbah pemotongan unggas. Dimana mereka mengeluh bau menyengat akibat air limbah tersebut.

Ir H Bambang Haryo Soekartono (BHS) dihadapan para pedagang dan pemotong hewan unggas dan perwakilan warga terdampak di Pasar Sepanjang, Taman, Sidoarjo menyampaikan bahwa yang menjadi permasalahan bukan pedagang unggas jualan tapi masalah limbahnya.

“Saya hadir disini kebetulan mendengar informasi bahwa ada protes warga kepada pedagang unggas yang ada di Pasar Sepanjang. Dimana mereka itu sebenarnya bukan protes unggasnya, karena unggasnya mereka juga butuh, permasalahnnya adalah limbahnya ini yang membuat bau dimana-mana,” kata Ir H Bambang Haryo Soekartono.

Dikatakan, mengenai pengelololan limbah sebenarnya bukan tanggung jawab pemotong dan pedagang unggas. Tugas mereka membuang limbah pada tempatnya dan yang menyediakan tempat pembuangan limbah adalah pemerintah.

“Pembuangan limbah harus disediakan pemerintah, karena mereka (pedagang dan pemotong unggas,Red) ini membayar retribusi, membayar pajak untuk mendapatkan faslitas yang baik dari pemerintah.Sehingga limbah dari mereka ini tidak merusak lingkungan, tidak membuat warga jadi protes,” tegas anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Pihaknya juga melihat dilokasi, pedagang dan pemotong unggas melakukan swadaya sendiri untuk perbaikan pembuangan limbah. Yang seharusnya hal itu menjadi tanggung jawab pemerintah karena mereka sudah membayar retribusi dan pajak.

“Itu (perbaikan mandiri,red) terpaksa dilakukan untuk menyelesaikan agar tidak kumuh, mereka juga tidak ingin jorok ingin lingkungan baik. Saya mengharapkan ke pemkab untuk menyelesaikan ini supaya juga si pedagang tidak dihentikan dagangannya tapi masyarakat juga tidak terganggu dari sisi limbahnya,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *