Pelatih Liga 1 Tolak Wacana Sistem Bubble dan Tanpa Penonton

waktu baca 2 menit
Pelatih Persebaya, Aji Santoso (*)

JAKARTA-KEMPALAN: Beberapa pelatih klub menolak wacana PT Liga Indonesia Baru yang ingin menggunakan format bubble dan tanpa penonton pada lanjutan Liga 1 musim 2022-2023.

PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi sepak bola Indonesia menyebutkan bahwa Liga 1 musim 2022-2023 berpeluang untuk dilanjutkan kembali dengan sistem bubble dan tanpa kehadiran penonton.

Wacana tersebut diungkapkan oleh PT Liga setelah mengadakan pertemuan dengan perwakilan klub di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Jumat (4/11/2022) sore.

Namun, sistem bubble dan tanpa penonton ini mendapat penolakan dari beberapa pelatih klub di Liga 1. Alasan mereka hampir sama, yaitu sistem tersebut akan merugikan klub secara finansial.

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra menjadi salah satu nama yang menolak wacana tersebut.

Walau rencana sistem bubble belum ditetapkan secara resmi, namun pelatih yang sukses mengantarkan timnya meraih gelar juara Liga 1 di musim lalu itu berharap kompetisi digulirkan seperti biasa.

“Saya pikir semua tim berpeluang rugi secara finansial waktu main kembali dengan sistem bubble. Mereka harus bayar hotel, makanan, sewa lapangan, dan sewa bus, Tim juga akan main jauh dari dukungan suporter.” kata pelatih yang akrab disapa Coach Teco itu.

BACA JUGA: Persis Umumkan Pelatih Baru: Asal Uruguay, Punya Pengalaman 25 Tahun

Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso juga punya pendapat sama. Menurut Aji perubahan format kompetisi akan berdampak pada sisi finansial klub karena tak ada pemasukan dari tiket laga kandang.

“Kalau bubble sebenarnya kurang pas. Harusnya tetap berjalan seperti biasa. Jadi, tetap harus ada penonton. Bagaimanapun juga dengan adanya penonton kan bisa membantu keuangan klub.” kata Aji.

“Tidak perlu ada lagi sistem bubble ini. Kan sudah berjalan baik kok waktu ada penonton. Memang sempat ada masalah, tetapi kita harus belajar dari sana.” tambah pelatih kepala Persebaya itu.

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares juga menolak perubahan format kompetisi. Pelatih asal Portugal itu berpendapat bahwa sepak bola tanpa suporter bukanlah sepak bola seutuhnya.

“Kalian lihat sendiri apa yang terjadi di kandang kami. Ada antusiasme, dukungan, sorak sorai dari penonton yang jadi energi tambahan kepada pemain saya ketika bermain.” kata Pelatih berusia 42 tahun itu.

“Jika ini satu-satunya syarat supaya liga dimulai, kami terpaksa harus menyetujuinya. Tapi opini pribadi saya, sepak bola tanpa kehadiran suporter berarti tidak bagus,” tambah pelatih kepala PSM Makassar.

(*) Edwin Fatahuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *