Terancam Finis di Belakang Lazio, Jose Mourinho Tak Peduli
ROMA-KEMPALAN: Bagi pendukung fanatik sebuah klub, rivalitas dengan klub sekota lebih penting. Begitu pula dengan yang terjadi di antara dua klub dari ibukota Italia, Roma. Yaitu AS Roma dan SS Lazio.
Musim ini, Lazio yang kembali akan finis di depan Roma dalam klasemen terakhir Serie A. Saat ini, Il Biancoceleste (julukan Lazio) tiga poin lebih banyak di posisi kelima dari Roma di posisi keenam.
Bahkan apabila Il Lupi (julukan Roma) mengakhiri perjuangannya di Serie A musim ini dengan membekuk Torino FC, Sabtu dini hari (20/5). Bentrok tersebut bakal digelar di Stadio Olimpico Grande Torino, Turin.
Tetapi, pemikiran tersebut tidak ada dalam pikiran allenatore Roma Jose Mourinho. Dia memilih tak peduli dengan ukuran gengsi antarklub sekota yang didasarkan posisi klasemen akhir di liga domestik.
’’Jika Anda bertanya kepadaku apa bedanya finis di posisi kelima dan keenam, maka aku bakal menjawabnya tidak ada bedanya. Final-lah (final Liga Conference) yang jadi pembeda, karena menurutku trofi juara yang lebih berarti (ketimbang posisi di klasemen terakhir),’’ klaim Mou.
Tentang trofi, itu yang sudah diminta oleh Mou kepada fans Roma untuk mengubah mindset gengsinya pada saat harus berhadapan dengan Lazio sebagai rival beratnya dalam Derby della Capitale.
’’Kalian tidak seharusnya berpikir apakah kami akan finis di depan atau di belakang mereka (Lazio). Seperti yang sering aku katakan ketika kami kalah atau menang di dalam Derby della Capitale,’’ sambungnya.
Musim ini akan menjadi musim ketiga Roma menyudahi musim Serie A dengan finis di bawah Lazio. Skuad besutan Maurizio Sarri tersebut “hanya” menjamu Hellas Verona di Stadio Olimpico pada hari terakhir Serie A, Minggu dini hari (22/5).
The Special One (julukan Mou) mungkin sudah terbiasa dengan arti dari persaingan antarklub di kota yang sama. Maklum, sejak dia berpetualang dari FC Porto, dia sudah mencicipi derbi-derbi top di liga elite Eropa.
Mulai derbi London, Derby della Madonnina, El Derbi Madrileno, derbi Manchester, serta derbi London Utara. Rata-rata, Mou bisa membawa timnya finis di atas seteru sekotanya. Seperti Inter Milan bertengger di atas AC Milan, Real Madrid finis di atas Atletico Madrid, dan Tottenham Hotspur sukses meneruskan tradisi St Totteringham’s Day (Spurs finis di atas Arsenal) di tangan Mou.
Tapi, sebelum di Roma, petaka itu telah gagal terjadi di Manchester. Dengan Manchester United, tactician berkewarganegaraan Portugal tersebut malah tak pernah finis di atas seteru sekotanya, Manchester City, di Premier League. (Romanews, Yunita Mega Pratiwi)