AUSTIN-KEMPALAN: Ducati seakan balas dendam setelah dua seri MotoGP kehilangan pole position. Yaitu ketika Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, dan saat Gran Premio Michelin de la Republica Argentina di Autodromo Termas de Rio Hondo.
Makanya, saat Red Bull Grand Prix of the Americas yang berlangsung di Circuit of the Americas (COTA), Austin, Senin (10/4), pebalap Ducati pun mengambil alih kembali pole position. Tidak tanggung-tanggung, lima pebalap dengan motor Ducati sekaligus yang menguasai front row.
BACA JUGA: Perkenalkan Desmosedici GP22, Begini Ambisi Ducati Musim Ini
Kelima pebalap itu adalah Jorge Martin (Gresini Racing MotoGP) sebagai pemilik pole position, disusul dua pebalap Ducati Lenovo Team Jack Miller dan Francesco Bagnaia di grid kedua dan ketiga, lalu Johann Zarco (Pramac Racing), serta Enea Bastianini (Gresini Racing MotoGP) di barisan kelima.
Meski, di antara kelima pebalap itu tidak menggunakan tipe motor Ducati yang sama. Bastianini satu-satunya pebalap yang menggunakan motor Ducati Desmosedici GP21. Empat lainnya sama-sama menunggangi Desmosedici GP22.
BACA JUGA: Saat Sandiaga Uno “Terbang” Bersama Ducati Desmosedici GP21
Terlepas dari itu, sepanjang histori kelas tertinggi MotoGP baru kali ini ada lima pebalap dengan motor Ducati berdiri di lima grid terdepan. Kali terakhir lima besar dikuasai satu pabrikan terjadi saat MotoGP 2003, tepatnya ketika lima pebalap Honda start dari lima grid terdepan.
’’Aku lebih senang andai harus beradu cepat dengan sesama pebalap Ducati,’’ koar Martin yang mencatatkan rekor putaran dalam GP America kali ini. Dia mencatatkan rekor putaran 2 menit 02,309 detik.
’’Bukan hanya karena yang aku tahu motor ini lebih baik dari merk lainnya. Tapi setelah melihat level Ducati tahun ini sangat tinggi secara umum,’’ imbuh Martin yang meneruskan keberhasilan Pecco (sapaan akrab Bagnaia) di COTA musim lalu.
BACA JUGA: Bagnaia Jadi Kelinci Percobaan Ducati
Miller mengklaim, kelima motor Desmosedici itu sebenarnya memiliki kemampuan yang sangat mirip. Tapi, menurutnya itu bukan segalanya. ’’Tergantung dari pebalapnya sendiri. Tapi, secara keseluruhan Ducati memiliki paket yang sangat bagus,’’ sebut pebalap Australia itu.
Inilah yang jadi tantangan terbesar untuk juara bertahan MotoGP musim lalu, Fabio Quartararo. Pebalap yang membela tim Monster Energy Yamaha tersebut menempati grid terdepan pebalap-pebalap non Ducati. Alias grid keenam.
El Diablo (julukan Quartararo) sudah memprediksi balapan yang ketat. Menurut Quartararo, satu Ducati di depannya saja sudah merepotkan. Apalagi lima Ducati sekaligus. ’’Tapi aku lebih suka ada lima Ducati berada di depanku ketimbang Suzuki atau Honda,’’ klaim Quartararo. (GP One, Motorcyle Sports, Yunita Mega Pratiwi)