Kisah Seorang Mursyid Didatangi Syaikhona Bangkalan
KEMPALAN-Kisah Syaikhona Kholil Bangkalan selalu menarik dibaca. Terutama terkait karomah dan amalan yang pernah disampaikan kepada para murid dan tamu semasa hidup.
Kisah kali ini terkait pengakuan seorang mursyid di Sumenep yang didatangi Syaikhona Kholil Bangkalan.
Kisahnya berawal dari perbincangan salah satu murid si mursyid yang membahas polemik foto Syaikhona Kholil Bangkalan yang beredar di publik dengan foto yang ditunjukkan KH Zubair Muntashor, salah satu cicit Syaikhona Kholil Bangkalan.
Dalam perbincangan itu, si mursyid bertanya kronologi polemik foto Syaikhona Kholil Bangkalan yang beredar di internet. Salah satu murid bercerita jika pihak keluarga Syaikhona Kholil Bangkalan membantah foto Syaikhona Kholil Bangkalan yang beredar.
Dari berbagai penjelasan si murid. Seketika si mursyid berdiam sejenak kemudian bersuara mengucapkan salam.
“Ya Allah. Assalamualaikum,” terucap si mursyid.
“Benar ini foto Syaikhona Kholil seperti yang ditujukan keluarganya. Berrit wajahnya,” dawuh si mursyid kepada para muridnya.
Kontributor kempalan yang kebetulan ikut menyaksikan dialog mursyid dan murid ikut terhenyak kaget.
Jumat dini hari itu (7/1/2022). Padepokan si mursyid tiba-tiba sunyi. Lalu si mursyid mengizinkan kisah ‘pertemuan’ dengan Syaikhona Kholil disampaikan ke publik asal tak menyebut identitas dirinya secara jelas.
Si mursyid yang juga keturunan Gung Macan alias Mpu Karangduwak ini, menyatakan ingin mencetak foto Syaikhona Kholil seperti yang ditunjukkan keluarganya untuk dipajang di ruang tamunya.
Menurut si mursyid, Syaikhona Kholil Bangkalan masih ada ikatan keluarga dari leluhurnya di Sumenep.
Seperti dikutip timesindonesia, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Kholil Bangkalan, KH Zubair Muntashor merilis foto Syaikhona Kholil Bangkalan yang diyakini benar. Sekaligus membantah foto Syaikhona Kholil Bangkalan yang beredar di internet.
Kiai Zubair bercerita, foto Syaikhona Kholil Bangkalan yang ditunjukkan itu tersimpan di musium di Den Haag, Belanda.
Ketika itu ada seorang warga Bangkalan yang bekerja di kapal pesiar, sempat berkunjung ke musium di Den Haag, Belanda. Dia kemudian memotret beberapa foto tentang Bangkalan yang ada di musium tersebut.
Salah satunya, foto Adi Pati Bangkalan bersama sejumlah tokoh di depan Pendopo.
Dalam foto itulah, terdapat sosok bersurban dengan jenggot putih, tepat duduk di samping kanan Adi Pati Bangkalan. Sosok itulah yang kemudian diyakini sebagai Syaichona KH Mohammad Kholil Bangkalan.
Keyakinan makin kuat karena sosok foto di samping kiri Adi Pati dikenali sebagai KH Ghazali Dulkariman atau yang masyhur dengan panggilan Kiai Kalah. Ia kiai yang hidup se zaman dengan Syaikhona KH Mohammad Kholil Bangkalan.
“Kami yakin 95 persen foto itu Syaichona KH Mohammad Kholil. Sebab, ada yang bilang foto itu mirip dengan sosok Habib Muhdor asal Bondowoso. Memang mirip sekali. Tapi buat apa habib ada di foto itu. Makanya kami yakin itu foto Syaikhona karena Kiai Kalah juga ada di foto itu,” terang Kiai Zubair.
Demi meluruskan kesalahpahaman ihwal foto Syaikhona KH Mohammad Kholil di internet, selain lewat berita, Kiai Zubair juga membuat membuat video klip lagu nasyid. Lagunya berisi bantahan bahwa foto yang beredar di internet bukan foto Syaikhona KH Mohammad Kholil Bangkalan.
“Kalau ada orang yang masih bersikukuh mengatakan foto di internet itu Syaichona KH Mohammad Kholil, silahkan bawa kesini biar saya jelaskan,” tutur Kiai Zubair.(ham)