Mengetuk Pintu dengan Salam: Potensi Bahrain dalam Membuka Pasar GCC bagi Indonesia
Catatan Ekonomi Dr. M. Elfan Kaukab
KEMPALAN: Bahrain merupakan gerbang logistik paling efisien di kawasan Teluk karena memiliki biaya set up dan operasional terendah maupun tarif pelabuhan yang rendah. Di sisi lain, Bahrain dianggap sebagai negara GCC yang paling rentan secara ekonomi karena semakin menipisnya cadangan migas dan bauksit yang menjadi andalan utama negara ini. Untuk menghadapi permasalahan ini, Bahrain semakin bertopang pada sektor jasa yang semakin efisien dan mengundang banyak ekspatriat dari berbagai negara untuk bekerja dan tinggal di negara ini.
Berbagai keunggulan yang dimiliki Bahrain di kawasan GCC ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk membangun diplomasi yang lebih intens dengan Bahrain. Indonesia dapat melihat Bahrain sebagai kunci bagi peningkatan kerjasama dengan GCC.
Pertama, Indonesia dan Bahrain sama-sama merupakan negara kepulauan dan memiliki tradisi maritim yang kuat. Bahrain merupakan negara dengan 33 pulau dengan tradisi budaya penyelam mutiara yang kuat di kawasan Teluk. Kedua negara merasakan pentingnya konektivitas untuk membangun ekonomi dengan melibatkan kerjasama banyak pihak. Indonesia dan Bahrain dapat saling mendukung untuk mendorong peningkatan kerjasama ekonomi Indonesia dengan GCC lewat suatu kemitraan strategis, khususnya di sektor maritim, logistik, dan perikanan.
Kedua, seiring menurunnya kebertopangan Bahrain pada sumberdaya alam, Bahrain dapat menguatkan sektor ekonomi kecil seperti para pedagang di souk (pasar rakyat). Secara umum, kawasan Timur Tengah dikenal dengan pasar rakyat yang hidup dan penuh warna. Tetapi perhatian pemerintah yang lebih fokus pada sumberdaya alam migas kurang memberikan dukungan yang kuat pada pengembangan souk. Bahrain dapat fokus lebih banyak pada souk dan Indonesia dapat membantu dengan menjual produk UMKM di souk. Pengelolaan souk yang baik lewat kerjasama Indonesia dan Bahrain dapat kemudian menjadi percontohan bagi negara-negara GCC lainnya. Hal ini akan berdampak lebih lanjut pada perdagangan dengan Indonesia, khususnya UMKM di sektor kreatif yang dapat memasarkan produk-produknya di berbagai souk di kawasan Teluk.
Ketiga, pembangunan Bahrain akan semakin pesat di masa datang. Hal ini adalah keniscayaan bagi Bahrain dan banyak negara teluk lainnya yang berada dalam proses pengalihan dari basis migas ke jasa. Indonesia dapat membantu dalam menyalurkan tenaga kerja terdidik maupun produk konstruksi dan produk non tradisional, termasuk produk-produk piranti lunak TIK. Hal ini terlebih mengingat dalam laporan terakhir, banyak tenaga kerja asing yang bekerja di negara-negara Teluk memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan kurang produktif bagi pengembangan ekonomi negara.