Kevin Fogg: Ulama Beri Dukungan Pada Partai tapi Ulama Tetap di Pesantrennya

waktu baca 3 menit
Diskusi "Revolusi Islam Indonesia" bersama Kevin William Fogg.

SURABAYA-KEMPALAN: Masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan sudah banyak dibahas oleh banyak akademisi dan berbagai belahan dunia, namun memposisikan umat Islam sebagai salah satu faktor penting di dalamnya masih jarang dibahas.

Hal tersebut adalah apa yang dibahas oleh Kevin William Fogg, Direktur Muda Asia Center di University of North Carolina at Chapel Hill yang menuliskan sebuah buku berkaitan dengan posisi dan upaya Muslim dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Maka dari itu, sambil menuju Nataru, Madat Club mengadakan diskusi dengan alumni Yale University itu dengan tema “Revolusi Islam Indonesia” dengan pengantar dari Prof. Purnawan Basundoro, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.

“Historiografi Indonesia tidak pernah menempatkan Islam sebagai bagian penting dalam revolusi Indonesia,” ujar Prof. Purnawan sembari mencontohkan dua buku lain, yakni Nasionalisme dan Revolusi Indonesia serta Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia sebagai perbandingan dengan buku Kevin Fogg, Spirit Islam pada Masa Revolusi Indonesia.

Pemaparan pengantar diskusi oleh Gurubesar Ilmu Sejarah Kota FIB Universitas Airlangga, Prof. Purnawan Basundoro.

Gurubesar Ilmu Sejarah Perkotaan Universitas Airlangga itu mengulik juga bagaimana buku Kevin Fogg memperlihatkan posisi umat Islam dalam Revolusi Indonesia sembari menjelaskan peran-peran mereka dalam merintis kemerdekaan sampai dengan masa sekarang bagaimana memperjuangkan Islam serta istilah yang kerap digunakan: jihad.

“Buku ini sangat penting untuk melihat sejauh mana peran Islam berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia,” tutur mantan Direktur Sumber Daya Manusia Unair itu.

Sementara itu, Kevin Fogg membuka ulasannya dengan mempertanyakan kepada peserta mengenai siapa perempuan pertama yang masuk ke dalam kabinet, yakni Maria Ulfah Soebadio.

Ia menuturkan bagaimana ada perbedaan perjuangan antara pimpinan dan akar rumput umat Islam dalam perjuangan kemerdekaan. Di mana di tataran pimpinan menekankan pada diplomasi, sementara akar rumput lebih memilih jihad dengan para agamawan mengeluarkan fatwa-fatwa berkaitan dengan jihad fi sabilillah.

Salah satu pengalaman…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *