Oleh-oleh dari Al Hikmah
Oleh: Agusriwarman
Kepala SMPIT Nur Hikmah
KEMPALAN: Saya selalu terkesan ketika tiba di Al hikmah walaupun ini bukan yang pertama, dan saya berharap untuk terus dan tetap bisa kesana jika dimungkinkan untuk menimba ilmu pengetahuan dan juga mencoba melihat hal-hal baru, tentunya akan sangat menarik melihat bagaimana pendidikan terjewantahkan menjadi karakter bagi anak bangsa oleh sentuhan guru disana.
Sekolah ini hebat teman-teman, bukan maksud me megalomania nama Al Hikmah, tapi sekolah ini terlihat terus berubah, adaptif dengan perubahan, dan guru-guru disana diasuh dengan ilmu pengetahuan baru, dan berani melakukan terobosan terobosan. Agak sedikit nekad tapi terorganisir, karena semangat belajarnya sama mungkin.
Percaya ga, disana itu udah ga ada soal model tanggal berapa Diponegoro meninggal atau sejenisnya. Semua soal yang tiba dihadapan murid adalah soal yang memungkinkan akan menjadi warna bagi masa depan mereka, misal : hal apa yang kamu lakukan ketika menjadi seorang Diponegoro? Buka google, ga masalah, toh soalnya menggali kemampuan siswa berfikir. Menarik bukan…
Hal yang paling berkesan bagi saya adalah melihat perkumpulan guru disana rasanya berada pada level 3, perbicangan mereka itu udah tentang ide dan gagasan. bukan pada level 2 yang sibuk membahas tentang peristiwa peristiwa receh, atau bukan lagi pada level 1 yang sibuk ngebahas kejelekan orang-orang dalam diskusi. Mereka itu udah tiba pada pembahasan ide kalau lagi ngumpul santai. Produktif sekali bukan…
Seorang kepala Sekolah bernama Pak Faiz, selalu menggunakan masker, tapi pesonanya terus terpancar, dia itu lho lagi pasker, tapi kita itu rasanya pengen lihat wajahnya terus. Hati kecil saya berkata “aura sholat tahajjudnya demikian kuat sampai mewarnai meja rapat, lisannya yang terjaga memberi pengaruh kuat pada pendengarnya”. Seketika saya melihat diri saya untuk berusaha berbenah. Diamnya itu pengen buat kita jadi lebih baik.
Program-program disana ga jauh berbeda dari kita, hanya mereka sangat kuat pada pengawalan dan follow up setelah kegiatan, artinya biaya besar dari sebuah program itu harus berbuah karakter dong atau setidaknya ada hal yang berubah dari siswa, jadi biaya dan kelelahan panitia itu terbayarkan lunas dengan perubahan.
Jelas, Ustadz Abdul Kadir adalah sosok yang paling mempesona dimeja rapat, Ruhiyahnya kuat sekali. Wajahnya itu makin tua makin mengirim pesan pada yang melihatnya, seolah dia berkata hidup itu bukan buat cengengesan. Jadi ketika beliau bicara itu semua kami terpaku diam, selain kharismanya yang kuat, tapi juga ruh setiap katanya memang bertenaga dan selalu mengantarkan kita pada statemen Syed Naquib Al Attas, pendidikan adalah to Produce a good man. Pendidikan itu mencetak manusia baik yang berkarakter, manusia baik apa, manusia yang diajarkan untuk terus mengenal Allah dan rasulnya. Keren bukan ?!?!
Banyak sekali teman-teman kesan disana, setiap saya mendengar, melihat melangkah ditiap lorong kelas disana, saya berdoa teman teman semua juga dapat tiba disana, inshaa Allah suatu saat ya…
Lebih dan kurangnya, kita sudah sangat hebat, kita hanya perlu menambah sedikit lagi jam belajar dan mengurangi jam tidur dan sedikit mengurangi membahas orang-orang disekitar dan mulai berpindah pada energi positif yaitu membincang tentang ide…
Selamat berakhir pekan, sampaikan salam hangat saya untuk keluarga dirumah… (*)
Editor: Muhammad Tanreha