Sugali

waktu baca 6 menit
Ilustrasi Sugali.

KEMPALAN: Anda yang cukup senior pasti ingat kepada ‘’Sugali’’, atau setidaknya mengenal sebutan ‘’Gali’’. Kedua-duanya sangat populer pada 1980-an. Gali adalah sebutan untuk preman, sedangkan Sugali adalah judul lagu yang dipopulerkan oleh Iwan Fals ketika itu.

Sugali adalah lagu tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui, jadi buronan polisi. Sugali menjadi preman jalanan yang ditakuti orang karena tidak segan menyiksa dan  membunuh. Setiap hari pekerjaannya merampok dan menodong, kemudian mabuk di lokalisasi pelacuran.

Sugali kebal peluru dan tidak mempan ditebas senjata. Dar der dor suara tembakan senapan, Sugali anggap suara petasan, tetap asyik berjoget sambil mabuk dan ditemani pelacur sampai pagi. Begitu Iwan Fals menggambarkan sosok Sugali.

Tapi, akhirnya Sugali sang bromocorah sampai juga pada ajalnya. Nasib naas pada hari ‘’pengapesan’’ membuat ilmu kebalnya luntur. Butiran peluru menembus dadanya pada malam naas itu. Sugali ambruk meregang nyawa diterjang puluhan timah panas.

Kisah Sugali adalah kisah perburuan terhadap preman dan bromocorah pada era 1980 sampai 1984.  Sugali adalah ‘’Gali’’ atau gabungan anak liar, sebutan preman waktu itu. Mereka ditenggarai sebagai pengacau keamanan dalam masyarakat. Para gali beroperasi secara perorangan dan berkelompok, melakukan kejahatan kriminal terorganisasi atau organized crime.

Presiden Soeharto menjadi galau oleh ulah para gali. Operasi pengamanan standar yang dilakukan oleh polisi tidak membuat para gali jera. Malah sebaliknya, para polisi ketika itu lebih memilih jalan aman dan bersahabat dengan kelompok gali.

Soeharto kemudian memerintahkan alat negara untuk memberikan shock teraphy terhadap para gali. Pada awal 1984 mulai terjadi pembunuhan misterius terhadap para gali. Satu persatu ditemukan tewas dengan beberapa luka tembak di badan. Mayatnya dimasukkan ke dalam karung dan dicampakkan di pinggir jalan. Sering juga ditemukan uang Rp 10.000 di dekat karung untuk biaya pemakaman.

Operasi pembunuhan misterius ini dikenal sebagai ‘’Petrus’’. Ratusan hingga ribuan orang menjadi korban tembak mati tanpa prosedur pengadilan.  Sebagian besar korban adalah mereka yang mempunyai tato. Akibatnya, orang-orang yang memiliki tato pada waktu itu terpaksa menghilangkan tatonya dengan segala cara, dari disetrika sampai disiram air keras. Yang lain memilih bersembunyi ke luar daerah agar tidak diketahui jejaknya, menunggu sampai keadaan aman.

Kabar yang beredar ketika itu menyebutkan ada seorang bos gali yang terpaksa lari ke luar negeri. Isu yang beredar si bos gali mengungsi ke Afrika dengan alasan untuk liburan sambil berburu. Padahal, menurut kabar, dia mengungsi untuk menghindari petrus.

Tidak ada proses hukum, penangkapan, penyidikan, maupun peradilan. Seseorang yang dicurigai sebagai gali ditangkap kemudian ditembak pada malam hari lalu mayatnya dibuang ke tanah lapang, pasar, sawah, dan pinggir jalan.

Mobil jenis Jeep pun berubah menjadi kendaraan malaikat maut yang mengerikan bagi para gali. Kehadirannya mendatangkan teror. Lintang pukang gali menyelamatkan diri ketika mengetahui mobil itu melintas, karena petrus selalu menjemput korbannya dengan kendaraan jenis ini.

Protes internasional pun…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *