Demonstrasi di Bangkok, Inginkan Reformasi Monarki Thailand

waktu baca 2 menit
Salah satu demonstran di Bangkok yang mengenakan kostum Squid Game-Aljazeera

BANGKOK-KEMPALAN: Untuk kesekian kalinya, ribuan warga Thailand turun ke jalan Bangkok untuk meminta reformasi monarki Thailand serta pemerintahan militernya. Ribuan orang hadir turun ke jalan pada Minggu (31/10) yang kemudian menjadi salah satu demontrasi terbesar di Thailand pada tahun ini, meskipun sempat terhenti beberapa jam karena hujan yang sangat besar.

Narasi utama yang diperlihatkan dalam demonstrasi besar tersebut adalah mereka menginginkan perubahan dari Section 112 yang merupakan kebijakan dimana seseorang yang mengkritik Raja Thailand maka mendapatkan tindakan kriminalisasi.

Meskipun demonstrasi terlebih lagi menginginkan reformasi monarki merupakan sebuah hal yang sangat tabu di Thailad, nyatanya banyak rakyat terlebih lagi pemuda yang semakin menunjukkan keberaniannya.

Kemudian juga dalam demonstrasi tersebut, dapat disaksikan banyak demonstran yang mengenakan kostum Squid Game yang merupakan seri populer dari Netflix. Mereka mengangkat sebuah papan dengan bahasa Thailand yang memiliki artian dalam bahasa Indonesia yaitu “Hapus 112. Hapus ketakutan. Hapus perbedaan yang ada. Hapus rasa ketidakberdayaan”

Salah satu reporter dari Aljazeera melakukan wawancara kepada salah satu demonstran di Bangkok. Ia menanyakan seorang perempuan mengapa banyak pemuda yang semakin terlibat dalam demonstrasi dan juga perpolitikan di Thailand. Kemudian, ia menjawab dengan satu kata yaitu karena “Kemarahan”.

“Kami harus melakukan sesuatu kepada pemerintahan kami yang semena-mena kepada rakyatanya. Kami bisa memiliki masa depan yang lebih cerah” ucapnya.

“Kami tidak melihat adanya masa depan yang baik ketika kami tetap berada dalam rezim diktator serta monarki. Kami menginginkan kebebasan bersuara, kami menginginkan pemerintah yang melayani kami—bukan seorang Raja. Kami ingin semua manusia setara” ucap tambahnya.

Terdapat sekelompok kecil dari demonstran yang melakukan bentrokan dengan polisi yaitu di kawasan Din Daeng.

(Aljazeera, Muhamad Nurilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *