Neo-Nazi (Masih) Eksis dan Mendapatkan Uang

waktu baca 2 menit
Ilustrasi Neo-Nazi-WDFfurKinder

BERLIN-KEMPALAN: Facebook, Instagram, bahkan Youtube menjadi ladang yang potensial untuk Neo-Nazi. Kampf der Nibelungen (Terj: Pertempuran Nibelungs) merupakan perang suci Hitler yang masih dianggap suci oleh Neo-Nazi dan menganggap bahwa “Jihad” bergeser ke sosial media. Pertempuran ini masih tetap berkembang di berbagai platform untuk menarik partisipan, menyebarkan ideologi, bahkan menghasilkan uang melalui penjualan merchandise dan tiket. Padahal, pemerintah Jerman telah melakukan pelarangan kegiatan ini selama dua kali. Tidak hanya pemerintah Jerman, Facebook dan platform lain pun berulang kali berjanji untuk membersihkan diri dari “The Battle of the Nibelungs” atau salah satu dari banyaknya kelompok yang condong terhadap sayap kanan di platform mereka.

Ada lebih dari 15 profil di setiap platform, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube yang telah ditandai oleh pemerintah Jerman dan masyarakat sipil sebagai kelompok sayap kanan. Hampir 60% profil mereka digunakan untuk menghasilkan profit dengan cara mempromosikan barang dagangan. Tujuan utama kelompok sayap kanan ini menggunakan media sosial adalah untuk mempromosikan label musik, acara festival, fashion bermerek, dan turnamen seni bela diri yang menghasilkan jutaan penjualan.

Di platform Facebook kelompok-kelompok ini terlihat tidak berbahaya karena mereka menghindari pelanggaran secara eksplisit terhadap aturan Facebook, seperti ujaran kebencian. David Greene, direktur kebebasan sipil di Electronic Frontier Foundation San Fransisco mengatakan bahwa ia tidak ingin memberi tahu jika profil dari setiap sayap kanan tersebut harus dihapus hanya karena berdasarkan “siapa mereka”, tetapi bukan “apa yang mereka lakukan” di platform tersebut. Jika mereka melakukan pelanggaran di platform, akan lebih mudah menghapus kelompok tersebut di platform yang bersangkutan daripada menghapus atas dasar ideologi

Anggota ekstrim sayap kanan juga mempromosikan grup musik ekstrim di platform Telegram untuk menjangkau pengikut mereka karena melakukan penjualan di Facebook tidak akan laku keras. Bahkan sebelum pandemi COVID-19, anggota ekstrem kanan mengadakan konser di Jerman dan menghasilkan pendapatan sekitar 2 juta euro atau sekitar 33.454 miliar rupiah. Organisasi sayap kanan ini memiliki tujuan politik secara eksplisit, yaitu untuk melawan sistem demokrasi liberal dan bahkan telah berhasil menarik pengikut dari seluruh Amerika Serikat dan juga Eropa. (AP, Muhamad Nurilham)

Editor: Rafi Aufa Mawardi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *