Kebocoran 279 Juta Data Pribadi, BPJS Kesehatan akan Digugat ke Pengadilan

waktu baca 2 menit
Ilustrasi kebocoran data.

JAKARTA-KEMPALAN: Tempo hari, Indonesia diramaikan dengan adanya informasi mengenai kebocoran data pribadi. Kebocoran data pribadi ini terhempas ke permukaan dan viral di medium sosial media.

Walaupun beberapa pihak melakukan klaim bahwa sudah dilakukan kontrol dan memasifkan keamanan. Akan tetapi, data-data pribadi ini nyatanya dapat dibobol oleh para hacker yang tidak bertanggung jawab.

Data pribadi merupakan identitas diri yang sangat penting dan harus dijaga kerahasiaannya. Data pribadi harus dijaga dan tidak boleh sembarangan dishare kepada orang lain. Karena memiliki tendensi dan kemungkinan untuk disalah gunakan oleh orang lain untuk hal-hal yang sifatnya negatif.

Yang menjadi problematis, data pribadi yang bocor ini diduga berangkat dari peserta BPJS Kesehatan. Kondisi yang memilukan ini dengan tegas akan digugat ke pengadilan oleh Tim Periksa Data dari Peneliti Keamanan Cyber.

“Saya dan tim @periksadata sedang menyiapkan gugatan terkait bocornya 279 juta data BPJS Kesehatan dan ingin mengajak teman-teman semua untuk ikut ambil sikap,” ketik Teguh Aprianto selaku Peneliti Keamanan Cyber dalam akun Twitter nya @secgron, pada Minggu (6/6).

Teguh menghimbau agar masyarakat ikut andil dalam melakukan gugatan mengenai kebocoran data ini. Masyarakat dapat mengisi data di kolom akun resmi “periksadata.com/bpjs” dalam mendukung dan mengafirmasi gugatan ini.

Ia menegaskan bawha data yang nantinya masuk ke dalam kolom dari laman resmi “periksadata.com/bpjs” akan digunakan sebagai data untuk keperluan gugatan. Hal ini juga sekaligus sebagai pemberian kuasa kepada Tim Periksa Data.

Merespon hal ini, pihak dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diwakili oleh Dedy Permadi selaku Juru Bicara, mengutarakan bahwa terhadap 279 juta data pribadi dari pihak BPJS Kesehatan yang bocor dan dijual di forum illegal.

Menurutnya, data ini berasal dari analisa yang dilakukan terhadap satu juta sampel data yang dibagikan secara gratis oleh akun bernama Kotz. Ia mengatakan ada 100.002 data penduduk Indonesia yang telah terkonfirmasi dari satu juta data itu. (Rafi Aufa Mawardi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *