Kementerian Kelautan dan Perikanan Manfaatkan Teknologi untuk Tingkatkan Produksi Udang Nasional

waktu baca 2 menit

JAKARTA – KEMPALAN: Slamet Soebjakto, Direktur Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mengungkapkan bahwa KKP saat ini fokus pada tingkatkan eskalasi komoditas di segmentasi pasar ekspor.

Slamet menjelaskan bahwa udang adalah salah satu komoditas ekspor yang menjadi fokus dan sektor unggulan di Indonesia.

“Kita akan kejar terus produksi udang. Dan untuk mencapai produksinya, maka kami terus mensosialisasikan dan menggaungkan budidaya udang sistem insentif,” ujar Slamet Seobjakto selaku Direktur Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Senin (22/3).

Slamet menyebut bahwa KKP akan melakukan persiapan dan menyiapkan taktik strategi dalam peningkatan produksi udang nasional, yakni melalui intensifikasi teknologi. Ia menegaskan bahwa KKP akan mendorong tambak tradisional untuk melakukan modernisasi dengan menggunakan teknologi, sehingga produktivitasnya dapat maksimal.

Hal ini selaras dengan arahann Joko Widodo, Presiden RI, mengenai optimalisasi komoditas udang diharapkan bisa membantu perekenomian bangsa.

“Harapannya dapat di upgrade produktivitas tambak tradisional melalui input teknologi, sehingga produktivitas bisa ditingkatkan dari semula kurang dari 1 ton/ha/tahun menjadi berkisar 10 ton/ha/tahun,” imbuh Slamet.

Dia mencontoh Kelompok Pembudidaya Ikan atau Pokdakan Sari Segara Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Indramayu yang sudah mulai di-upgade tambaknya seluas 5 Ha dari tambak tradisional menjadi tambak intensif sejak tahun 2014.

Pokdakan Sari Segara kini sudah mulai merasakan hasilnya dari tambak intensifnya yang dapat meningkatkan taraf hidup kelompoknya .

“Semoga tambak Pokdakan Sari Segara dapat menjadi contoh bagi petambak lain yang akan mengembangkan tambaknya menjadi tambak intensif. Sebagaimana Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono sampaikan harapannya dapat ditingkatkan teknologinya dengan tambak intensif,” tegas Slamet.

Perlu diingat, bahwa selain sektor teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan sektor sosial-ekonomi yang penting dalam konteks kesejahteraan pembudidaya. Adapun sektor lingkungan yang memiliki faktor fundamental dan essensial dalam meningkatkan pola pengelolaan dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan. (Rafi Aufa Mawardi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *