Indonesia harus Memiliki Komite Sains Kepresidenan, Mengapa Penting?
Indonesia harus Memiliki Komite Sains Kepresidenan, Mengapa Penting?
Budiman Sudjatmiko, Politisi PDI Perjuangan sekaligus Inisiator gerakan 4.0, mengatakan bahwa sangat penting bagi negara Indonesia untuk memiliki Komite Sains Kepresidenan. Menurut Budiman, adanya Komite Sains Kepresidenan akan menguatkan sektor sains di Indonesia, sehingga sains dapat tumbuh secara massif demi kemajuan teknologi.
Budiman menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu dirinya melakukan diskusi dengan Doker Mei yang juga seorang neurosainstis. Keduanya mendiskusikan mengenai contoh konkret dari pemanfaatan Komite Sains Kepresidenan dan kantor perdana menteri di AS, Inggris, dan Selandia Baru.
“Menurut saya, Presiden Joko WIdodo seharusnya punya,” imbuh Budiman Sudjatmiko, Selasa (9/3).
Budiman melihat bahwa adanya pandemi Covid-19 yang menimbulkan ketidakpastian dan keberlimpahan sebagai efek dari era disrupsi dalam bingkai revolusi industri 4.0, menuntut agar kecepatan dan ketepatan kebijakan publik harus tepat. Sehingga ia menegaskan bahwa hal ini sangat substansial dan essensial untuk memajukan sektor sains di Indonesia.
Problematika yang terjadi di Indonesia, yaitu aksesibilitas internet yang tidak merata ke seluruh daerah pelosok negeri. Budiman Sudjatmiko sebagai orang yang concern di sektor teknologi, mencanangkan agar pemerintah daerah secara merata membangun infrastruktur berbasis digital tanpa harus memangkas APBD dan bergantung pada perusahaan telekomunikasi.
Hal ini sejalan dengan gagasannya mengenai gerakan Inovator 4.0 untuk meningkatkan eskalasi kesejahteraan masyarakat desa. Budiman berpandangan bahwa gerakan ini dapat menjadi solusi konkret dalam menjawab tantangan zaman yang dinamis.
Generasi milenial juga memiliki peran penting dalam memajukan negara Indonesia untuk bersaing secara kompetitif di era globalisasi. Menurut Budiman, anak muda bisa aktif untuk mentransmisikan transfer of knowledge, termasuk dalam hal teknologi digital. Peran muda ini dapat menjadi jalan keluar dari problematika potensial yang mucul di masa depan. (Rafi Aufa Mawardi)
