Budi Juhanis, Legenda Persebaya Wafat
SURABAYA-KEMPALAN: Dunia sepakbola Indonesia berduka. Persebaya bersedih. Masyarakat Surabaya menangis. Budi Juhanis, legenda Persebaya dan mantan pemain timnas Indonesia wafat Rabu pagi (3/3) pukul 04.00.
Almarhum sudah lama menderita stroke dan harus beristirahat di rumah karena aktivitasnya terbatas. Budi Juhanis adalah gelandang elegan terbaik yang pernah dimiliki Persebaya. Ia memperkuat tim generasi emas Persebaya dan menjadi kapten pada era 1980 bersama para pemain legend seperti Muharom Rusdiana, Subangkit, Syamsul Arifin, dan beberapa pemain lain.
Rahmad Darmawan, pelatih Madura United memposting pesan di grup Whatsaap PSSI. “Info berita duka dari Surabaya. Innalilahi wa innailaihi rajiun, telah berpulang ke Rahmatullah, teman sahabat kita, Bp. Budi Johanes, tadi pagi jam 04.00. Mantan Kapten Tim Persebaya (Legenda Persebaya). Semoga meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah dan Almarhum diterima segala amal kebaikannya disisi Allah SWT. Alfatihah”. Begitu tulis Rahmad.
Legenda Niac Mitra, Hanafing, juga mengirim pesan Whatsaap menyampaikan pesan duka. Hanafing menambahkan info alamat rumah duka, “Alamat almarhum Budi Johanis jalan Rungkut Barata 7 no. 32. Surabaya.
Kempalan.com mengirimkan pesan belasungkawa kepada Muharom Rusdiana sahabat seangkatan almarhum Budi Juhanis untuk meminta komentar mengenai kiprah almarhum. Muharam belum merespons karena biasanya Muharom setiap Rabu pagi bermain sepakbola berama tim Subuh FC, di lapangan Menanggal, Surabaya.
Para veteran Persebaya seangkatan Budi Juhanis yang berusia 60 tahun lebih masih banyak yang aktif bermain sepakbola bersama komunitas sepakbola senior di Surabaya. Selain Muharom, Samsul Arifin legenda Persebaya yang dijuluki sebagai Si Kepala Emas juga masih aktif bermain dua atau tiga kali seminggu. Para mantan pemain itu banyak yang terjun sebagai pelatih mulai dari pelatih tim senior sampai melatih anak-anak di sekolah sepakbola (SSB).
Tetapi Budi Juhanis praktis tidak pernah terlibat dalam sepakbola sejak pensiun dari Persebaya pada 1990-an. Teman-teman seangkatan Budi masih aktif bermain untuk sekadar bereuni di lapangan, tapi Budi Juhanis lebih memilih bermain tenis untuk menjaga kebugaran.
Beberapa orang temannya mengatakan bahwa Budi agak kecewa terhadap perkembangan pengelolaan sepakbola dan karena itu memilih untuk tidak menggeluti hobinya itu setelah pensiun.
Salah satu rekan main tenis Budi adalah Mustaqim striker legend Persebaya. Tapi, beberapa tahun terakhir ini kesehatan Budi Juhanis merosot sampai kemudian ia pergi untuk selamanya. (dad)