Pemimpin Tertinggi Iran Mengancam Akan Meningkatkan Pengayaan Uranium

waktu baca 2 menit
Ali Khamenei

TEHERAN-KEMPALAN: Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan pada hari Senin (23/2) bahwa negara itu tidak akan mematuhi batasan pengayaan uranium seperti yang diuraikan dalam kesepakatan nuklir Iran 2015, yang juga disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Di bawah ketentuan JCPOA, Iran dibatasi untuk memperkaya uranium maksimal di bawah 4 persen, cukup untuk menghasilkan tenaga nuklir yang cukup untuk jaringan listrik. Setelah mantan Presiden Trump keluar dari kesepakatan pada 2018, Iran mulai dengan mantap menaikkan tingkat pengayaannya, mengumumkan pada Januari 2020 bahwa mereka akan mencapai pengayaan 20 persen di fasilitas nuklir Fordo.

Uranium yang diperkaya hingga 20 persen dapat diperkaya lebih jauh hingga 90 persen, tingkat yang dibutuhkan untuk senjata nuklir, dengan proses teknis kecil.

“Iran tidak mengejar senjata nuklir, tetapi pengayaan nuklirnya juga tidak akan dibatasi hingga 20%,” bunyi pernyataan yang diposting ke akun Twitter Khamenei pada hari Senin. “Ini akan memperkaya uranium sejauh yang diperlukan negara. Tingkat pengayaan Iran dapat mencapai 60% untuk memenuhi kebutuhan negara. ”

Komentar Khamenei muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Senin bahwa AS dapat bergabung kembali dengan JCPOA jika Iran kembali ke “kepatuhan ketat” dengan persyaratan kesepakatan.

“Bekerja dengan sekutu dan mitra, kami akan… berusaha untuk memperpanjang dan memperkuat JCPOA dan menangani bidang-bidang lain yang menjadi perhatian, termasuk perilaku regional Iran yang tidak stabil dan pengembangan serta proliferasi rudal balistik,” kata Blinken dalam pidato yang direkam sebelumnya di Conference on Disarmament di Jenewa. “Iran harus mematuhi perjanjian pengamanannya dengan [Badan Energi Atom Internasional] dan kewajiban internasionalnya.” (ap)

BACA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *