Percakapan Empat Mata Prabowo dengan Trump Bocor di KTT Mesir
SHARM EL-SHEIKH, MESIR – KEMPALAN: Sebuah momen tak terduga terekam oleh mikrofon yang masih menyala setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10). Presiden Indonesia Prabowo Subianto terdengar meminta kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengatur pertemuan dengan putranya, Eric Trump.
Insiden ini segera menjadi sorotan media internasional, menyoroti dinamika hubungan pribadi antara kedua pemimpin yang kian hangat.
Dalam rekaman yang bocor, Prabowo terdengar berkata, “Can I meet Eric? The region is not safe, security-wise. We’ll look for a better place.” Trump menjawab dengan santai, “I’ll have him call you.”
Momen ini terjadi tak lama setelah Trump memuji Prabowo di hadapan para pemimpin dunia sebagai “tough man” dan “a very incredible man.” Dalam pidatonya, Prabowo menutup dengan kata “Shalom,” menegaskan komitmennya terhadap keamanan Israel dan perdamaian Timur Tengah.
Chemistry Prabowo–Trump Makin Erat
KTT tersebut menghasilkan pakta perdamaian bersejarah untuk Gaza. Di sela acara, Trump terlihat memberikan senyuman lebar dan acungan jempol kepada Prabowo—tanda hubungan personal yang hangat di antara keduanya.
Ini bukan kali pertama mereka berinteraksi. Sebelumnya, Prabowo telah menelepon Trump untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam Pemilu AS 2024. Trump kala itu memuji “mandat besar” Prabowo sebagai presiden Indonesia.
Isyarat Bisnis dan Diplomasi Pribadi
Sumber diplomatik di Istana Kepresidenan Indonesia menyebut momen itu sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral. Namun, oposisi menuding langkah tersebut berpotensi bernuansa nepotisme. Sebaliknya, para pendukung menilai itu sebagai strategi cerdas untuk membuka jalan investasi Amerika di Indonesia.
Permintaan pertemuan dengan Eric Trump diperkirakan bernuansa bisnis atau strategis. Mengingat latar belakang keduanya—Prabowo sebagai pengusaha sebelum menjadi presiden, dan Eric sebagai pengelola bisnis keluarga Trump—momen itu bisa menjadi pintu awal kerjasama ekonomi non-diplomatik.
Hubungan pribadi ini berpotensi memperkuat kemitraan Indonesia–AS di bidang perdagangan, investasi, dan keamanan Indo-Pasifik.

Profil Eric Trump
Eric Frederick Trump (lahir 6 Januari 1984) adalah pebisnis Amerika Serikat. Ia merupakan anak ketiga dan putra kedua dari Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump, dan Ivana Trump. Ia menjabat sebagai wakil presiden eksekutif bagian pengembangan dan akuisisi The Trump Organization. Ia memimpin semua akuisisi dan pengembangan proyek baru di seluruh dunia bersama kakaknya, Donald, Jr. dan Ivanka. Pada tahun 2006, ia mendirikan Eric Trump Foundation untuk menggalang dana yang disumbangkan kepada St. Jude Children’s Research Hospital.[1] Ia adalah pemilik Trump Winery.[2][3][4] Ia juga mengawasi operasi 18 lapangan golf milik Donald Trump
Antara Diplomasi dan Risiko Konflik Kepentingan
Meski dianggap pragmatis dan oportunis, pendekatan Prabowo menuai pertanyaan soal potensi konflik kepentingan, mengingat bisnis keluarga Trump bergerak di sektor properti dan golf, sementara Prabowo memiliki aset di sektor pertahanan dan sumber daya alam.
Sebagian analis menilai, hubungan pribadi ini dapat mempercepat kerjasama infrastruktur dan keamanan maritim, namun juga menimbulkan risiko persepsi korupsi atau nepotisme, seperti yang disorot media internasional dengan sebutan “corruption in plain sight.”
Arah Strategi Prabowo ke Depan
Prabowo diduga akan menggunakan kontak dengan Eric Trump untuk menarik investasi bisnis keluarga Trump ke Indonesia, terutama di sektor properti dan energi—selaras dengan agendanya mencapai pertumbuhan ekonomi 8% per tahun.
Langkah ini juga bisa memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi dagang dengan AS dan mendukung kebijakan geopolitik di Laut China Selatan dan Timur Tengah.
Prabowo mungkin juga akan menindaklanjuti chemistry pribadinya dengan Trump lewat kunjungan resmi atau kesepakatan bilateral di masa depan.(Izzat)
Editor: Nur Izzati Anwar









