Macet Parah di Ketapang, Anggota DPR-RI Bambang Haryo: Solusinya Tambah Dermaga, Bukan Kapal
Surabaya — Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) menegaskan bahwa solusi kemacetan di lintasan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk bukan dengan menambah jumlah kapal, melainkan dengan memperluas kapasitas dermaga.
Menurutnya, jumlah armada yang tersedia saat ini sebenarnya sudah cukup, namun banyak kapal tidak bisa beroperasi karena terbatasnya dermaga yang tersedia untuk proses bongkar-muat.
“Kalau dermaga ini ditambah, maka kapal-kapal yang sekarang tidak beroperasi bisa digunakan. Tidak perlu menambah kapal lagi, cukup menambah satu sampai tiga pasang dermaga,” kata BHS dalam sambutannya pada acara Anugerah Mitra Usaha Pelanggan PT Dharma Lautan Utama di Surabaya, Jumat malam (1/8/2025).
Politisi Partai Gerindra itu menjelaskan bahwa satu pasang dermaga tambahan mampu menampung hingga empat unit kapal, sehingga mampu meningkatkan kapasitas pelabuhan secara signifikan dan efisien.
Berdasarkan data yang ia paparkan, terdapat 58 kapal yang terdaftar untuk rute Ketapang–Gilimanuk, namun hanya sekitar 26 kapal yang dapat beroperasi karena keterbatasan dermaga.
“Jadi bukan kapalnya yang kurang, melainkan dermaganya yang belum memadai. Banyak kapal yang siap berlayar tapi tidak punya tempat bersandar,” ujarnya.
BHS juga menanggapi wacana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sebelumnya mendorong penambahan kapal sebagai solusi kemacetan. Ia menilai, opsi tersebut kurang tepat karena membutuhkan biaya besar dan proses yang memakan waktu panjang.
“Menambah dermaga jauh lebih efisien ketimbang menambah kapal baru. Investasinya lebih murah dan manfaatnya langsung terasa,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah pusat dan daerah dapat segera mempertimbangkan penambahan dermaga sebagai langkah konkret untuk mengurai antrean kendaraan, terutama menjelang beroperasinya jalan tol di kawasan tersebut yang diperkirakan akan meningkatkan volume penumpang dan kendaraan secara signifikan.









